Risiko dan Komplikasi Bila Perempuan Melahirkan Normal Setelah Persalinan Sesar

By Soesanti Harini Hartono, Senin, 13 November 2017 | 05:30 WIB
Persalinan Normal, Ini Tahapannya (Puri)

Nakita.id - Hanya karena Ibu pernah mengalami persalinan sesar di masa lalu, bukan berarti persalinan normal yang spontan tidak bisa terjadi di kemudian hari.

Sekitar 3 sampai 4 dari 5 perempuan yang telah melahirkan melalui persalinan sesar dapat melahirkan melalui persalinan per vaginam (normal) dengan baik.

Mengapa beberapa ibu lebih menyukai persalinan normal? Satu pertimbangan besarnya yakni periode pemulihan yang lebih singkat. Beberapa juga ingin lebih partisipatif dalam proses persalinannya dan merasa lebih terikat dengan bayinya. Ditambah, persalinan normal lebih terjangkau dari segi biaya dan kurang berisiko dibandingkan operasi sesar. 

Namun demikian, penting untuk dicatat, bahwa risiko komplikasi cenderung meningkat di setiap sesi operasi sesar.

Baca juga : Kebiasaan Saat Hamil Ini Dapat Membantu Ibu Melahirkan Secara Normal

Untuk menentukan apakah kelahiran normal setelah kelahiran sesar atau VBAC (Vaginal Birth After C-Section) adalah pilihan yang tepat, pastikan Ibu memenuhi kriteria berikut:

- Tidak memiliki lebih dari dua persalinan transversal yang melintang rendah - Tidak boleh memiliki bekas luka di rahim selama persalinan di masa lalu. - Tidak boleh memiliki riwayat anomali rahim atau ruptur.

Sementara, dokter dan staf medis juga harus siap memantau secara ketat VBAC Ibu, dan bersiap untuk melakukan bedah darurat, jika diperlukan.

Berikut adalah hal yang perlu dipertimbangkan jika Ibu tidak yakin apakah VBAC adalah pilihan tepat untuk persalinan berikutnya:

Baca juga : 7 Tip Agar Ibu Mudah Melahirkan Normal

- Ibu tidak lagi memiliki kondisi yang mendorong operasi sesar di masa lalu, seperti cephalopelvic disproportion (diagnosa medis ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati panggul ibu). - Riwayat kesehatan bebas dari masalah serius. - Presentasi bayi di dalam rahim ialah kepala ke bawah - Ukuran bayi normal berdasarkan usia kehamilan

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengklaim bahwa VBAC lebih aman daripada operasi sesar berulang. Tapi, terkadang hal itu disertai dengan serangkaian risiko dan kemungkinan komplikasi yang bisa saja terjadi, di mana kekhawatiran terbesarnya adalah risiko ruptur uterus.

Kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 500 perempuan yang melahirkan secara normal, terutama bagi mereka yang persalinannya harus diinduksi.

Baca juga : 7 Keuntungan Melahirkan Secara Normal yang Jadi Impian Ibu Hamil

Berikut adalah perbandingan singkat untuk membuat keputusan Ibu sedikit lebih mudah. Jika Ibu mempertimbangkan operasi sesar berulang dan bukan VBAC, perhatikan kemungkinan risiko ini;

- Operasi sesar yang disertai dengan risiko - Tinggal di rumah sakit berkepanjangan sekitar 4 sampai 5 hari, kecuali komplikasi - Kemungkinan infeksi pada rahim, kandung kemih, atau insisi bedah - Kemungkinan cedera pada kandung kemih, usus, atau organ terdekat lainnya - Kemungkinan nyeri dan ketidaknyamanan insisi bedah - Risiko minimal pada masalah pernapasan bayi - Peningkatan risiko operasi sesar di masa depan

Berikut adalah kemungkinan pertimbangan untuk VBAC:

- Ada kurang dari 1% kemungkinan ruptur uterus. - Pada kasus ruptur uteri, kemungkinan komplikasi meliputi perdarahan berat, cedera kandung kemih, infeksi, pembekuan darah, dan histerektomi darurat. - Jika diperlukan operasi sesar darurat, risiko infeksi lebih tinggi - Tinggal 2 hari di rumah sakit - Kemungkinan robek atau episiotomi untuk memperlebar jalan lahir - Nyeri vagina atau ketidaknyamanan dalam waktu singkat - Begitu bayi melewati jalan lahir, paru-parunya biasanya bersih (*)