Perempuan Bisa Turunkan Risiko Kanker Serviks Jika Gunakan Hal Ini

By Soesanti Harini Hartono, Selasa, 14 November 2017 | 09:00 WIB
Kenali gejalanya dan segera periksakan ke dokter. Usia harapan hidup terbilang tinggi pada stadium dini. (Julie Erikania)

Nakita.id - Setiap perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi sebagai cara mengendalikan kelahiran, mungkin boleh berlega hati karena menurut sebuah penelitian terbaru, risiko mereka terkena kanker serviks lebih rendah.

Dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal Obstetrics & Gynecology, para periset menemukan bahwa tingkat kanker serviks sepertiga lebih rendah pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD) daripada mereka yang tidak menggunakannya.

Perlu Ibu ketahui, pemasangan spiral paling cepat dapat dilakukan pada 10 menit pertama setelah persalinan normal dan masih dapat ditunggu sampai 3 hari. Lewat dari 3 hari, pemasangan spiral harus menunggu sampai selesai masa nifas. 

Pemasangan spiral di masa nifas dikhawatirkan berisiko menyebabkan luka atau robekan pada rahim. Sementara pemasangan spiral setelah persalinan sesar dilakukan segera setelah operasi selesai.

Baca juga : Mengenal Kontrasepsi Spiral

Temuan ini tentu saja sangat mengejutkan. Victoria Cortessis, seorang ahli epidemiologi di Keck School of Medicine, University of Southern California kepada Live Science mengatakan "Memang benar bahwa IUD dapat mengurangi risiko kanker serviks."

Cortessis melanjutkan, ia dan tim peneliti akan terus melakukan penelitian kembali untuk menemukan mekanisme secara rinci, di mana IUD dapat mengurangi tingkat kanker serviks.

Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh strain human papillomavirus (HPV) tertentu, menurut World Health Organization (WHO). Ketika sistem kekebalan tubuh gagal membunuh HPV,  infeksi virus tetap ada, yang akhirnya menyebabkan kanker serviks.

Baca juga : Kapan Saat Tepat Memakai KB Spiral

IUD dapat menurunkan risiko kanker serviks perempuan dengan cara membantu melawan infeksi HPV. Saat alat kontrasepsi ini dimasukkan, maka akan memicu respons kekebalan tubuh yang dapat "menendang" infeksi HPV.

Mekanisme lainnya, alat kontrasepsi ini mungkin bisa menjadi respons kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Cortessis mengatakan, semua penelitian berisi data tentang masing-masing perempuan, penggunaan IUD dan riwayat kanker serviks mereka.

Studi tersebut juga memasukkan informasi mengenai faktor risiko penyakit, seperti usia saat hubungan seksual pertama dan jika perempuan memiliki HPV.