#LovingNotLabelling: Ajak Dads Terapkan No Labelling di Rumah Yuk, Moms!

By Nita Febriani, Senin, 14 Januari 2019 | 07:28 WIB
ajak Dads hindari labelling (pixabay/miapowterr)

Nakita.id - Labelling yang lebih dikenal sebagai pemberian julukan atau panggilan baik positif maupun negatif kepada Si Kecil paling sering terjadi di rumah dan dilakukan oleh para orangtua.

Psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, MPsi mengatakan dalam jangka pendek labelling negatif akan membuat anak merasa sedih.

Sedangkan dalam jangka panjang, labelling akan mengkristal membentuk stigma dalam pikiran anak mengenai kepribadiannya dan terbawa sampai dewasa.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Anak Bisa Jadi Rendah Diri, Ini Solusi Jika Moms Terlanjur Labeli Si Kecil

Labelling atau memberi label pada Si Kecil artinya menjadi judul.

Judul tersebut akan menempel pada Si Kecil dan menjadi brand dirinya atas citra yang diberikan oleh lingkungan.

Roslina menyarankan agar sebisa mungkin labelling ini tidak dilakukan oleh para orangtua di rumah.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Memberi Julukan Pada Si Kecil, Dampaknya Permanen

Salah satu presenter Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Glory Oyong menceritakan pengalamannya dan suami dalam mengatasi labelling di rumah.

Glory mengaku menciptakan kebiasaan no labelling memang awalnya sulit dilakukan.

Apalagi, menurut cerita model cantik yang akrab disapa Glo ini, suaminya sempat menganggap labelling negatif adalah bentuk pendisiplinan pada Si Kecil.

Baca Juga : #Lovingnotlabelling: Usia 3-5 Tahun Si Kecil Sedang Membentuk Karakter, Jangan Diberi Label!

“Memberitahu Si Kecil kalau dia malas, rajin, bodoh, pintar, bagi suami untuk adalah bentuk disiplin. Kalau Si Kecil bandel, dia harus dibilang bandel biar dia sadar kalau di salah,” tutur Glo.

Atau saat Si Kecil berprestasi, Glo dan suami merasa harus memberikan pujian dengan mengatakan bahwa Si Kecil pintar sebagai compliment atau reward atas pencapaiannya.

Namun seiring dengan seringnya Moms yang tengah mengandung anak keduanya ini ikut kelas parenting, Glo semakin tahu bahwa labelling tidak baik untuk mental Si Kecil.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Si Kecil Bisa Jadi Minder atau Perfeksionis, Ini Indikator Moms Labeli Anak

“Aku sebisa mungkin nggak melabeli anak di rumah. Aku tau itu nggak baik soalnya,” ucap Glo.

Saat mengetahui sang suami tanpa sengaja melakukan labelling di rumah, Glo akan mengajaknya duduk berdua membicarakan hal tersebut dan mengoreksinya.

Hal ini penting bagi Glo, mumpung anak pertamanya masih kecil, mengoreksi kesalahan dalam pola asuh membantu Glo dan suami lebih baik lagi pada momen selanjutnya.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, Menginspirasi Para Moms Agar Tak Melakukan Labelling pada Anak

Menurut Glo, labelling dan bullying itu perbedaannya sangat tipis.

Agar terhindar dari labelling, Glo lebih suka mencari padanan kata yang lain saat hendak mengucap label negatif pada Si Kecil.

Misalnya saat hendak mengatakan Si Kecil “pemalas” karena tidak mau mandi, Glo akan mengalihkannya dengan mengucapkan “mandi dong, kalau sudah mandi kan kita jadi bisa jalan-jalan”.

Baca Juga : #LovingNotLabelling, Berikut Ilmu, Manfaat dan Keseruan yang Didapat di Acara Coaching Clinic Hypnotalk

Kebiasaan ini menurut Glo sebisa mungkin juga diterapkan oleh sang suami.

"Awalnya memang sulit, tapi lama-lama bisa kok nggak dilakukan (labelling) lagi" kata Glo memberi penjelasan.

Baca Juga : [GloryStory] Hati–hati Berucap Pada Anak! #LovingNotLabelling

Bagi para Moms dan Dads, Glo juga berpesan agar hati-hati jika sedang emosi dan akan melontarkan kata-kata pada Si Kecil.

Jangan sampai kata-kata yang sudah terlanjur terucap menjadi label dan berpotensi mengganggu perkembangan Si Kecil di kemudian hari.