Agar Anak Berani, Percaya Diri dan Mandiri, Lakukan 8 Cara Ini

By Herlina Noor Setiyawati, Minggu, 13 Januari 2019 | 10:24 WIB
latih mental anak supaya tidak malu didepan orang lain (Free-photos)

Nakita.id - Sebagian anak pasti ada yang pemalu bahkan minder bila bertemu dengan orang lain.

Beberapa penyebab diketahui seperti akibat pola asuh yang terlalu memanjakan, kurang memberi kesempatan pada anak berkreasi, dan pada sebagian kecil anak memang sifat bawaan dari lahir.

Apa pun penyebabnya, ada 8 cara yang bisa diterapkan untuk melatih mental anak yang dikutip dari verywellfamily.com sebagai berikut :

1. Ajarkan keterampilan khusus

Disiplin mengajarkan anak-anak supaya berbuat lebih baik di waktu berikutnya, bukan membuat mereka menderita karena kesalahan mereka.

Ajarkan mereka sebuah keterampilan keterampilan khusus, seperti keterampilan pemecahan masalah, mengontrol diri sendiri dan disiplin diri.

Keterampilan ini akan membantu seorang anak belajar tidak menyerah ketika dihadapkan dengan keadaan dan tantangan yang sulit.

Baca Juga : Moms Bisa Tampak Lebih Muda Cukup dengan Baju, Kenakan 4 Warna Ini Ya!

2. Beri kesempatan anak berbuat kesalahan

Ajari anak kita bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran sehingga ia tidak merasa malu atau malu tentang kesalahan.

Biarkan dia menanggung risiko ketika melakukan kesalahan dan ajak dia berdiskusi untuk mencari solusi supaya dia tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

beri dia pujian ketika dia bisa melakukan sesuatu dapat eningkatkan mental mereka

3. Ajari anak cara berpikir yang logis

Sulit bagi seorang anak untuk merasa kuat secara mental ketika mereka sedang mengalami kesulitan atau sedang merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

Maka itu, untuk menghadapi situasi seperti di atas, ajari anak untuk berpikir realistis. Mengembangkan pandangan realistis dapat membantu anak-anak melewati masa-masa menyulitkannya agar segera  bangkit dengan percaya diri.

 

4. Mendorong anak berani menghadapi ketakutan

Jika anak sedang menghadapi ketakutan dan menghindarinya, ia tidak akan pernah bisa menangani perasaannya.

Bantu dan ajak anak untuk mengatasi ketakutannya dan ajak dia untuk bertemu dengan orang yang baru supaya tidak takut menghadapi orang lain.

Baca Juga : Cara Hamil Anak Perempuan, Makanan Ini Tingkatkan Peluang Lebih Besar!

Berikan semangat dan pujian kepadanya supaya dia lebih berani dan disitulah dia akan belajar bahwa dia bisa menangani ketakutannya serta keluar dari zona nyamannya.

5. Sesekali biarkan anak dalam keadaan tidak nyaman

Walaupun kita tidak tega melihatnya, usahakan jangan membantu dia terlebih dahulu.

Biarkan dia mecoba dan berusaha lebih keras untuk mencari solusinya. Menyelesaikan tanggung jawabnya dan jagan lupa bimbing dia untuk melewatinya.

6. Membangun karakter anak

Anak-anak membutuhkan pendirdikan moral untuk membuat keputusan yang baik.

Tanamakan kepada nilai-nilai moral yang baik, selalu bekerja keras dan menciptakan peluang untuk memperkuat pembelajaran dalam kehidupan.

Misalnya saja, kita menekankan pentingnya arti kejujuran dan kasih sayang, ketika berkompetisi bisa menang dengan cara yang adil dan jujur.

7. Jadikan syukur sebagai prioritas

Bersyukur menjadi obat luar biasa untuk mengasihani diri sendiri dan mngatasi kebiasaan buruk lainnya.

Bersyukur juga dapat menguatkan mental anak.

Selain itu, berterima kasihlah, karena dengan berterima kasih dapat meningkatkan suasana hati anak dan mendorong memecahkan sesuatu hal.

Baca Juga : Video Uta Syahputra Jadi Tukang Parkir Viral, Billy Syahputra Tak Masalah Jika Adiknya Jadi Tukang Parkir, Lihat Pengakuannya!

8. Menegaskan tanggung jawab

Ajarkan dia menerima tanggung jawab terhadap sebuah hal.

Berikan penjelasan ketika anak melakukan kesalahan atau berperilaku buruk.

Koreksi kesalahannya jika dia mencoba untuk menyalahkan orang lain tentang cara berpikirnya, merasakan atau perilakunya.

Kita harus selalu bersabar dan tidak boleh menyerah menghadapi dan menyikapi anak kita.

Dalam prosesnya, hindari bersikap negatif pada anak, apalagi memberikan hukuman fisik.

Sebaliknya, beri dia arahan dan bimbing dia supaya belajar ketika dia melakukan kesalahan. (*)