Kenapa Janin dalam Kandungan Harus Diajak Mengobrol? Manfaatnya Luar Biasa, Moms!

By David Togatorop, Jumat, 18 Januari 2019 | 21:50 WIB
Ilustrasi perempuan hamil (iStock/Andy445)

Nakita.id - Mungkin Moms sering mendengar kalau sedang hamil sebaiknya berbicara dengan janin di kandungan.

Moms bisa jadi bertanya, memangnya bisa ngobrol dengan janin?

Apakah janin sudah bisa mengerti?

Terus, bagaimana cara ngobrol dengan janin?

Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 3 : Janin Sudah Bisa Menelan

Apa manfaat ngobrol dengan janin?

Moms, berkomunikasi dengan janin ternyata sangat penting.

Melalui komunikasi itulah, janin akan semakin mengenali siapa mamanya.

Hubungan batin dan ikatan emosional antara Mama dengan calon anaknya itu dapat terbentuk semakin dalam melalui komunikasi yang dilakukan sejak dini ini.

Hal ini juga dinyatakan oleh Dr. David Chamberlain, pengarang buku The Mind of Your Newborn Baby.

Ia menyampaikan, saat Moms dapat membangun hubungan (bonding) dengan janin dalam kandungan, kelak akan mampu memperbaiki emosional alamiah dari janin itu sendiri.

Ini kelak juga dapat memengaruhi kecerdasan bayi.

Baca Juga : Hati-hati! Umur 6 Tahun Masih Ngompol, Pertanda Ada Masalah Kesehatan

Dengan demikian ada banyak manfaat berkomunikasi dengan janin, baik bagi si janin maupun mamanya.

Bagi janin, komunikasi yang terjalin antara Moms dengan janinnya akan menciptakan kedalaman hubungan emosional antara Moms dengan janin.

Seperti dikutip dari Tabloid Nakita, janin akan merasa nyaman dan tenang di dalam kandungan dengan mendengarkan suara mamanya, serta merasakan sentuhan kasih sayang dan emosi Moms.

Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakternya saat ia besar nanti.

Sebagai contoh, Moms yang selalu cemas akan melahirkan anak yang pencemas pula.

 

Sedangkan Moms yang bahagia, emosinya stabil, sering bernyanyi dan bercerita untuk janinnya, akan melahirkan anak dengan emosi yang juga lebih stabil dan mudah diasuh (easy child).

Sementara bagi Moms, melalui komunikasi dengan janin yang dilakukan, Moms mengajarkan untuk mengasihi calon anak dengan tulus, menerima anak apa adanya bahkan sejak sebelum terbentuk menjadi individu yang utuh.

Hal ini penting dimiliki agar Mama tidak baby blues kelak, apalagi sampai mengalami depresi pascamelahirkan.

Baca Juga : Pikir-Pikir Lagi! Jangan Olahraga Kalau Sedang Bad Mood

Selain itu, Moms juga diajarkan untuk peka terhadap kebutuhan anak, seperti ketika janin bergerak-gerak, melonjak, atau menendang-nendang. Kelak setelah anak lahir, hubungan Moms  dan anak akan terlihat lebih dekat.

Moms pun akan memiliki kepekaan atau naluri keibuan yang lebih mendalam pada apa yang terjadi dengan anak-anaknya.