Apa Itu Baby Blues Setelah Melahirkan? Awas Berkembang Jadi Depresi!

By David Togatorop, Jumat, 8 Februari 2019 | 19:05 WIB
Apa itu baby blues setelah melahirkan perlu diketahui agar tak berkembang jadi depresi (Pixabay)

Nakita.id - Banyak Moms yang bertanya apa itu baby blues setelah melahirkan.

Melahirkan anak seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan bagi setiap perempuan namun Moms perlu tahu apa itu baby blues setelah melahirkan.

Ya, sebab ada sebagian besar ibu baru malah menyambutnya dengan derai air mata setiap hari karena tidak mengenal apa itu baby blues setelah melahirkan.

Baca Juga : Sering Kelelahan Setelah Melahirkan, Apakah Ini Gejala Baby Blues?

Bila Moms mengalami hal di atas, bisa saja Moms mengalami baby blues.

Yukkita mengenal baby blues usai melahirkan.

Baca Juga : Mengaku Alami Baby Blues, Mytha Lestari Mengatasinya dengan Cara Mudah

Baby blues merupakan suatu kondisi fluktuasi emosi yang terjadi pada ibu baru.

Biasanya yang muncul adalah perasaan bingung, tak berdaya, ketidakmampuan mengurus si kecil, kesepian, terkucil, dan mudah marah. 

Baby blues disebabkan adanya perubahan hormon, dimana kadar prolaktin dan laktogen (hormon pembentuk ASI) akan mengalami peningkatan.

Baca Juga : Bersyukurlah Bila Punya Anak dengan Tangan Kidal, Imajinasinya Tinggi dan Hebat dalam Hal-hal Ini

Kondisi ini akan memicu depresi.

Faktor lain yang memicu baby blues  adalah ketidaksiapan fisik dan psikis saat memegang status baru sebagai ibu.

Tenang! Moms tidak sendiri.

Ternyata 8-15% ibu baru mengalami fluktuasi emosi yang terjadi usai melahirkan ini. 

Baca Juga : Awas Dehidrasi Pada Bayi! Moms Harus Kenali Cara Mencegahnya

 

Baby blues merupakan kondisi yang normal, biasanya  berlangsung hingga 14 hari usai  proses melahirkan. 

Jika perasaan sedih ini tak kunjung pergi hingga hitungan bulan atau bahkan tahun, bisa dipastikan Moms bukan terkena baby blues melainkan depresi paska melahirkan.

Baca Juga : Kapan Anak Boleh Sekolah? Jangan Ikut-ikutan, Faktor-faktor Ini Harus Diperhatikan

Dan kondisi ini tak  hanya berpengaruh pada ibu saja, tetap juga pada si bayi yang akan mengalami gangguan perkembangan sosial, emosional, dan kognitif.