Melalui teknik laser ini, proses penghancuran katarak dilakukan dengan bantuan komputer.
Dokter pun hanya akan melakukan tindakan membuat luka insisi selebar 2,2 mm sehingga tidak lagi diperlukan proses penjahitan di mata seperti operasi katarak manual.
Menurut dokter Budi, teknologi berbasis laser femtosecond ini mampu menghasilkan ketepatan sayatan pada kornea dan pemotongan kapsul lensa dengan tingkat akurasi tinggi.
"Proses membelah-belah lensa katarak menjadi bagian kecil pun lebih mudah. Ini berpengaruh pada rendahnya penggunaan energi ultrasound, yang artinya meningkatkan juga keamanan pasien selama operasi," tambah dokter Budi.
Setelah tindakan operasi, pasien bisa langsung pulang dan beraktivitas seperti biasa.