Nakita.id - Syahrini dan Reino Barack akhirnya blak-blakan soal pernikahan mereka yang digelar 2 minggu lalu, tepatnya Rabu (27/2/2019).
Setelah sempat bungkam, pasangan suami istri ini akhirnya berbagi kebahagiaan dengan menggelar jumpa pers di Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019) kemarin.
Syahrini dan Reino Barack bercerita soal awal kedekatan keduanya di akhir bulan September, saat konser 10 tahun 'Jambul Khatulistiwa'.
Baca Juga : Mulai Makan Pelan Yuk Moms! Selain Bikin Cepat Kenyang Juga Baik untuk Kesehatan
Dengan wajah berseri-seri lantaran diliputi rasa bahagia, Syahrini dan Reino Barack menjawab satu persatu pertanyaan dari awak media.
Akan tetapi, ada seorang peramal yang membaca gerak-gerik Syahrini dan Reino Barack saat konferensi pers dan menyebut keduanya kaku.
Peramal dengan metode membaca kartu tarot, Jeng Nimas mengatakan hal itu dalam tayangan Youtube miliknya.
Baca Juga : Merasa Lemas dan Ngantuk Sepanjang Hari? Lakukan Diet Detoks Ini
"Mukanya yang kaku dan bahasa tubuhnya yang kaku pula, itu bisa dinilai bisa diprediksi bahwa mereka juga mengalami sebuah tekanan batin dan rasa bersalah," buka Jeng Nimas.
Ia menambahkan, mulut bisa saja berbohong, tapi tidak dengan mata dan bahasa tubuh.
Jeng Nimas mengambil lima buah kartu tarot yang memperlihatkan kondisi psikologis keduanya ketika konferensi pers.
"Dalam menghadapi publik yang seperti kemarin, mereka merasa akan perang, jadi belum apa-apa mimiknya sudah tegang," ungkap Jeng Nimas.
Menurutnya, Syahrini dan Reino Barack sadar kalau tengah menjadi sorotan dan banjir hujatan karena pernikahan mereka.
"Sadar banyak haters, sadar banyak yang mem-bully, sehingga ketika mereka jumpa pers, ketegangan sudah terasa dari auranya," sambungnya.
Baca Juga : Adu Gaya Syahrini VS Luna Maya Kenakan Baju Pengantin Adat, Siapa Lebih Cantik?
Ia menambahi hal itu terpancar jelas dari bahasa tubuh dan mimik muka keduanya yang terlihat kaku.
Meski demikian, Jeng Nimas mengatakan kalau hubungan pasangan pengantin baru ini dengan publik akan membaik seiring waktu.
"Ibaratnya membangun kembali image yang negatif, dihapus menjadi yang positif," pungkas Jeng Nimas.