Gisel Dituding Terlalu Cepat Move On dari Gading, Riset: Perempuan Lebih Menderita Tapi Lebih Cepat Move On Usai Putus

By Kunthi Kristyani, Jumat, 15 Maret 2019 | 14:53 WIB
Gisel dituding terlalu cepat move on, beini menurut riset (Kolase Instagram/@gadiiing - @gisel_la - @jaysforeal)

Nakita.id - Kabar kedekatan Gisella Anastasia dan Wijaya Saputra telah dikonfirmasi keduanya.

Ditemui dalam kesempatan berbeda, keduanya mengaku tengah menjalin kedekatan.

Namun, tak sedikit warganet yang justru memberikan komentar negatif pada mantan istri Gading Marten ini.

Baca Juga : Bingung Jadi Ibu Baru? Dokter Reisa Rekomendasikan Buku Ini Untuk Moms

Seperti yang kita ketahui, Gisel dan Gading baru resmi bercerai pada Januari lalu.

Gisel pun angkat suara menanggapi warganet yang menganggap dirinya memiliki kecepatan move on.

Awalnya, Gisel mengatakan tak ada yang salah jika dirinya kembali membuka hati pada pria lain.

Terlebih Wijin, panggilan akrab Wijaya Saputra dan dirinya sama-sama single.

"Nggak disangka-sangka ternyata ada yang cocok, nggak disangka-sangka ada yang satu frekuensi. Ada yang bisa memenuhi apa yang aku ternyata kemarin ini kurang, misalnya gitu," ungkap Gisella Anastasia saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019) dilansir dari Grid.ID.

Baca Juga : Masa Kelam Syahrini Pernah Bersiteru dengan Martin Carter Hingga Dilaporkan ke Polisi

"Apakah itu membuat aku menjadi satu orang jahat? Sementara aku melakukan itu setelah semuanya selesai," lanjutnya.

Ibu dari Gempita ini justru mempertanyakan apakah ia jadi terlihat jahat jika lebih cepat move on?

"Kalau memang kecepatan aku untuk move on mungkin lebih dari orang-orang apakah itu membuat aku menjadi orang jahat? Toh aku nggak meninggalkan Gempi."

Menurutnya, ia juga selalu memprioritaskan Gempita selama ini.

"Sangat memperhatikan semuanya. Nggak ada yang tahu saya lari-lari ke sana ke mari, tadi saya naik ojek abis nganterin Gempi sekolah," ungkap Gisella Anastasia.

Lantas, ia menekankan bahwa keputusannya bercerai dari Gading tidak hanya dipikirkan dalam semalam saja, namun sudah sangat matang.

Baca Juga : Jadi Buah Favorit Semua Kalangan, Rambutan Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh Lho

"Dan lagi-lagi saya mau tekankan di sini kalau orang berpisah dalam rumah tangga itu bukan hal yang dipikirin over days atau over night, tapi over time berwaktu-waktu yang banyak."

"Jadi kalau cepat move on ya bukan cepet-cepet banget juga. Jadi pas secara hati kita kan sudah bulat tapi diurus ini itu, baru putusan memang Januari kemarin," ungkap Gisella Anastasia.

Berkaca dari keadaan yang dialami Gisel, sebenarnya bukanlah hal yang aneh bila perempuan lebih cepat bangkit dari keterpurukan usai mengalami perpisahan.

Para ilmuwan mengakui wanita sebenarnya lebih menderita secara emosional daripada pria ketika sebuah hubungan berakhir.

Tetapi kabar baiknya adalah bahwa mereka lebih cepat bangkit kembali.

Para peneliti menemukan, perempuan lebih cenderung marah, cemas, serta banyak makan usai hubungannya berakhir.

Tetapi mereka lebih terbuka dengan meminta bantuan teman dan keluarga, yang membantu mereka terus maju melanjutkan hidup.

Baca Juga : Skandal Cinta Terlarang Guru dan Murid, Terungkap Lewat Foto Syur dari Ponsel Hilang

Sementara pria lebih menutupi emosinya dan mencoba 'berdamai' dengan menjadi lajang lagi, meskipun itu meninggalkan luka yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Para peneliti AS telah mensurvei 5.705 orang di 96 negara.

Mereka diminta menilai dengan rentang angka 0-10, dengan 0 tidak merasakan efek apa pun dan 10 untuk rasa sakit tak tertahankan.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa rata-rata skor wanita adalah 6,84, sedangkan pria memiliki skor rata-rata 6,58.

Wanita juga merasa lebih menderita secara fisik dengan nilai rata-rata 4,21, sementara pria hanya sebesar 3,75.

Selain itu, wanita melaporkan lebih banyak kemarahan, kecemasan, dan ketakutan, meskipun pria merasa lebih tertekan dan kehilangan fokus.

Baca Juga : 5 Macam Olahraga Ringan Pantangan Ibu Hamil Muda, Termasuk Senam dan Yoga

Wanita cenderung lebih panik, menderita insomnia dan beralih ke makanan yang menenangkan, yang secara signifikan lebih cenderung menambah berat badan daripada pria.

Craig Morris, seorang profesor antropologi di Binghamton University di New York dan penulis utama studi ini, mengatakan wanita mengatasi masalah mereka dengan mengandalkan jaringan dukungan sosial mereka.

Jadi, meski usai putus cinta wanita lebih parah menderita sakit hati dan fisik, namun mereka lebih cepat mengatasi luka hati.

Sementara pria meski di luar terlihat baik-baik saja, sebenarnya lebih lama untuk menyembuhkan luka hati secara total.

Mereka hanya menutupinya dengan menjalin hubungan yang baru.

Namun, mereka biasanya akan menyadari bahwa yang sudah hilang ternyata tak tergantikan oleh perempuan mana pun.

Baca Juga : Bukan Mitos, Ternyata Air Tajin Punya Beragam Manfaat Untuk Si Kecil