Wanita Ini Bunuh Diri Setelah Tak Bisa Atasi Stres Usai Melahirkan, Kisahnya Bikin Haru

By Riska Yulyana Damayanti, Rabu, 3 April 2019 | 21:47 WIB
Ilustrasi perempuan depresi (rawpixel.com)

Nakita.id - Setiap perempuan yang baru punya anak pasti akan mengalami sebuah perubahan pola hidup hingga muncul aktivitas.

Seorang ibu harus bangun di malam hari untuk menyusui bayinya, tak sampai di situ, seorang ibu juga harus berpikir bagaimana caranya agar asi mereka tetap mengalir deras untuk Si Kecil.

Berbagai aktivitas baru itu tak jarang membuat para ibu stres, hingga ada sebuah kisah perempuan bernama Allison Goldstein mati-matian berusaha untuk bunuh diri usai melahirkan.

Baca Juga : Terbongkar Identitas Asli Millen, Hotman Paris Sampai Kaget, Pria Atau Wanita?

Dia pun menulis email selamat tinggal, meminta maaf kepada keluarganya, menulis, “Saya sangat menyesal bahwa saya tidak tahu bagaimana menggambarkan rasa sakit ini dan bagaimana mencari bantuan.”

Dia lalu membawa putrinya yang baru berusia 4 bulan ke tempat penitipan anak, lalu melaju menyusuri jalan tanah, dan bunuh diri.

Ini bisa menjadi kisah ibu di mana pun berada, dan kehilangan serta kesedihan mereka bisa menjadi kesedihan keluarga mana pun.

Baca Juga : Rumah Mewah Tasya Farasya Bak Kerajaan! Didominasi Warna Ungu dan Emas Hingga Banyak Lampu Kristal

Seperti yang dijelaskan orangtuanya, David dan Carol Matthews, dalam sebuah wawancara dengan NBC 12 minggu lalu.

Karena ini bisa dialami salah satu dari 900.000 ibu yang terkena depresi postpartum, atau bisa juga dikenal sebagai baby blues.

Sebelum kematian Allison, keluarganya mengakui bahwa mereka tidak tahu dia berjuang melawan depresi pascamelahirkan.

Bahkan email Alllison sendiri mengungkapkan bahwa dia tidak tahu bila dia menderita depresi pascamelahirkan, yang dia tahu bahwa dia sakit.

Sebagai wanita yang baru pertama kali menjadi ibu harus merayakan “hari-hari paling bahagia dalam hidupnya”, tetapi dia tidak bisa dan tidak tahu bagaimana mengekspresikan apa yang dirasakannya.

Baca Juga : Adik Tega Bunuh Kakaknya Karena Sering Melihat Sang Ibu Dimarahi, Terungkap Kronologinya

Alih-alih meminta bantuan, dia hanya mencoba mengatasi rasa sakit. Dia terus tersenyum, dan seperti yang dijelaskan ayahnya, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, tidak menunjukkan tanda-tanda perjuangannya melawan ‘rasa sakit’ itu.

“Tidak ada tanda-tanda sama sekali bahwa ia mengalami tekanan emosional karena ia selalu terlihat paling bahagia, tersenyum,” kata ayahnya, David, seperti dilansir dari laman babble.

Baca Juga : Usus Pria Tua Ini Membusuk Hanya Karena Makan Semangka, Kok Bisa?

Depresi pascamelahirkan biasanya ditandai oleh perubahan yang jelas dalam kebiasaan tidur dan kebiasaan makan, menangis tiba-tiba, marah, cemas, dan kemarahan, meski beragam dan tiap wanita mengalaminya berbeda, dan tidak semua gejala itu terlihat secara lahiriah.

Banyak dari gejala ini tidak terlihat oleh teman, kolega, bahkan keluarga.

Sebagian besar gejala depresi pascamelahirkan bersifat internal dan termasuk perasaan seperti rasa bersalah, tidak berharga, kekosongan, mati rasa, dan keputusasaan.

Banyak pula yang mengalami depresi pascapersalinan menunjukkan gejala luar, seperti menjerit atau menangis, menarik diri, dan menarik diri dari orang lain.

Baca Juga : Biasa Terlihat Cantik, Gaya Tidur 'Melongo' Inul Daratista Jadi Sorotan: 'Gitu Ya Tidur Orang Kaya'

Tetapi, beberapa tidak. Karena itu, beberapa ibu baru menyembunyikan perasana ini, dan mengubur emosi mereka.

Beberapa ibu menyimpan rahasia pikiran mereka yang tidak menentu dan ‘gila’ karena jika mereka mengakuinya, maka tidak akan ada yang mempercayainya, bahkan seperti dibully.Mereka merasa buruk dan tidak dapat berperan dengan baik, sebagai istri, ibu, dan wanita, mereka merasa gagal.

Baca Juga : Tak Banyak yang Tahu, Ini Karakter Tersembunyi Anak yang Lahir April

Lalu, bagaimana Moms bisa membantu seseorang jika Moms tidak tahu mereka sakit? Bagaimana Moms dapat membantu seseorang, jika mereka menderita dalam kesunyian?

Kadang-kadang, cara terbaik untuk membantu adalah dengan mengajukan pertanyaan sederhana dan tulus kepada para ibu baru.

Jadi bukan hanya bayinya saja yang ditanyakan setelah lahir, bertanyalah tentang keadaan ibu baru itu, bagaimana ia menghadapi perubahan tersebut.

(Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Kisah Tragis Seorang Ibu, Bunuh Diri Setelah 'Kalah' Melawan Depresi Pascamelahirkan")