Cerai Mati dengan Kekasih Hati, BJ Habibie Sempat Diminta Jalani Perawatan di Rumah Sakit Jiwa

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 5 April 2019 | 15:53 WIB
BJ Habibie dan Ainun (Instagram/b.jhabibie)

Nakita.id - Kisah cinta mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie dengan istrinya Ainun terbilang sangat melegenda.

Bagaimana tidak, dua insan ini dimabuk cinta hingga maut datang untuk memisahkan.

BJ Habibie dengan setia menemani Ainun selama menjalani perawatan kanker ovarium.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Hasri Ainun Besari, mantan ibu negara sekaligus istri BJ Habibie ini menginggal dunia pada 22 Mei 2010 silam.

Artinya sudah 9 tahun BJ Habibie hidup menduda tanpa kehadiran kekasih hati.

Meski sudah bertahun-tahun meninggal, publik selalu dibuat trenyuh dengan kisah cinta keduanya.

Baca Juga : Setelan Baju Sederhana Syahrini Harganya Bisa Buat Beli Motor, Warganet: 'Rokku Bentuk Beginian Rp60 Ribu'

Baru-baru ini, Habibie kembali bercerita soal pengalaman sedihnya pasca ditinggal oleh sang istri.

Ia menyebut kematian Ainun merupakan hal terberat yang dirasakan selama hidupnya.

Melansir Tribun Jatim dari Grid.ID, BJ Habibie tak henti-hentinya mengungkap rasa cinta dan kasihnya kepada mendiang.

Baca Juga : Istri Ketiganya Melahirkan, Ustaz Arifin Ilham Dikaruniai Anak Ke-8, Tengok Potret Cantiknya

"Anda tahu buku Habibie dan Ainun saya tulis alasannya sakit, dan saya tidak tahu bahwa Ibu Ainun sakit cancer.

Saya baru tahu dua bulan sebelum dia meninggal. Saya kenal dia sejak umur 12 tahun, tiba-tiba dia tiada," kata BJ Habibie saat ditemui Grid.ID di kantor MD Pictures, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).

Sepeninggal Ainun, BJ Habibie merasa kehilangan hingga akhirnya berujung pada depresi.

Baca Juga : Lelah Jadi Tulang Punggung Hingga Lempar Uang Di Wajah Sang Ibu, Ruang Makan Nunung Langsung Jadi Sorotan

"Sesuai dengan agama Islam, kita tahlilan. Seminggu setelah Ainun meninggal, saya tidak pakai sepatu dalam kesadaran saya menangisi Ainun," kata BJ Habibie.

Kondisi psikisnya yang kian buruk itulah yang membuat dokter menyarankan BJ Habibie untuk dirawat di rumah sakit jiwa.

"Itu akan terjadi karena bapak dan ibu begitu dekat, kalo satu pergi dia akan berontak organ-organnya. Dikatakan ada 4 options, pertama, segera dimasukan ke rumah sakit jiwa.

Baca Juga : Pamor Gempi Jauh di Atas Gading, Sang Ayah Akui Tak Ingin Bergantung pada Gempi

Kedua, saya tinggal di rumah, tim dokter datang ke rumah. Ketiga, saya menyampaikan masalah. Keempat, catatan," tutur BJ Habibie menyebutkan.

Namun, pria kelahiran 25 Juni 1936 ini memilih pilihan keempat untuk menulis sebuah catatan.

"Saya pilih yang ke-4 yaitu membuat catatan, dia bilang harus selesai tidak lebih dari 3 bulan. Saya selesaikan 2 bulan," lanjut BJ Habibie mengatakan.

Baca Juga : Berikut Daftar Pantangan Makanan Calon Ibu Hamil yang Berisiko Bagi Kesuburan Wanita

Dan benar saja, setelah membuat catatan tentang sang istri, kondisi BJ Habibie kian membaik.

Hingga akhirnya, catatan BJ Habibie dibuat menjadi buku berjudul 'Habibie dan Ainun' yang sekarang juga diangkat ke layar lebar.

"Tiba-tiba saya normal. Dokter minta ini sebaiknya di-publish, tiba-tiba jadi best seller, diterjemahkan sampai dibuat film," kata BJ Habibie.