Mengapa Hidung Jadi Berair Saat Konsumsi Makanan Pedas? Ini Alasannya

By Poetri Hanzani, Senin, 22 April 2019 | 10:36 WIB
Ilustrasi makanan pedas bisa membuat hidung berair (pixabay.com/rawpixel )

Nakita.id - Saat mengonsumsi makanan pedas, biasanya akan meninggalkan sensasi panas dan pedas di lidah.

Jika sensasi itu cukup kuat, bisa membuat mata dan hidung berair.

Bahkan mulut serta tenggorokan Moms juga ikut menghasilkan lendir.

Tetapi tidak hanya sebatas itu saja Moms, tanpa disadari perut dan usus pun merasakannya.

"Anda mungkin tidak dapat merasakannya, tetapi perut dan bagian usus juga mulai mengeluarkan cairan berlebih, kata Dr. Brett Comer, spesialis bedah THT dari University of Kentucky College of Medicine, dilansir dari laman time.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Hal ini tentu membuat pertanyaan bagi banyak orang, mengapa ketika makan makanan yang pedas membuat hidung berair?

Comer pun menjelaskan alasan tersebut Moms.

"Ketika mulut atau tenggorokan bertemu dengan benda asing yang dirasa berbahaya, pemikirannya adalah cairan itu membantu untuk memindahkannya," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, beberapa orang mungkin akan mengalami diare atau sakit perut akibat lendir ekstra yang dikeluarkan ke saluran pencernaan sebagai respons terhadap makanan pedas.

Seperti Moms ketahui, cabai adalah salah satu sumber makanan yang mengandung zat capsaicin.

Sebuah studi psikologi dan terapeutik yang mendalami efek dari capsaicin menemukan bahwa komponen tersebut menyebabkan sensasi "ketertarikan" dalam diri seseorang dengan mengunci reseptor rasa sakit.

"Perangsangan ini mengarah pada perasaan panas atau nyeri yang membakar, dilatasi pembuluh darah, kemerahan pada kulit dan peningkatan suhu tubuh," kata Anthony Dickenson, Penulis studi yang juga profesor neurofarmakologi di University College London.

Menurut Dickenson, capsaicin dapat memicu efek ini ketika dimakan atau dioleskan ke kulit dalam bentuk krim topikal.

Capsaicin juga banyak ditemukan pada beberapa krim radang sendi dan nyeri otot.

Baca Juga : Menjelang Hari Persalinan Anak Pertama, Tasya Kamila Malah Ditinggal Suami?

Ketika sensasi ketertarikan itu menurun, reseptor rasa sakit yang terdampak akan menjadi lebih peka.

Ini bisa menghilangkan rasa sakit pada area yang terdampak.

"Kapsaisin dalam dosis tinggi juga membuat ujung syaraf yang merasakan rasa sakit tersebut tertarik kembali, karena ingin lolos dari rasa sakit tersebut. Ini bisa meringankan rasa sakit selama beberapa minggu," kata Dickenson.

Selain dari kemampuannya membantu mengurangi rasa sakit, capsaicin juga bermanfaat untuk kesehatan.

Sebuah riset dari Tiongkok mengaitkan konsumsi kapsaisin (makanan pedas) terhadap penurunan rasio kematian.

Namun, penjelasannya masih belum kuat.

Beberapa peneliti mengatakan, capsaicin dapat meningkatkan fungsi jantung dan metabolisme.

Sementara para ahli lain menemukan bukti bahwa capsaicin dapat memicu mencegah kanker.

Terdapat pula bukti lain yang menemukan, capsaicin bisa melindungi jantung dan menjaga lingkar pinggang tetap ideal.

Belum diketahui secara pasti, apakah mengonsumsi capsaicin dalam bentuk suplemen juga dapat menawarkan manfaat yang sama seperti makan cabai secara langsung?

Hal yang mengherankan adalah banyak orang menikmati sensasi sakit karena kepedasan setelah mengkonsumsi makanan pedas.

Baca Juga : Kembali Menikah, Istri Aktor Kawakan Sys Ns Langsungkan Pernikahan di Stadion GBK dan Berhasil Cetak Rekor MURI

Ada beberapa teori yang menjelaskannya, termasuk alasan karena mencari tantangan.

"Orang-orang menikmati bagaimana mereka mampu melampaui batas kemampuan mereka sendiri," kata Paul Rozin, profesor psikologi di University of Pennsylvania.

Rozin mengatakan, terkadang orang suka dengan hal yang menantang seperti mengendarai roller coaster, menonton film hingga aktivitas menantang lainnya.

Ketika berbicara mengenai cabai, Rozin mengungkapkan bahwa tingkat terbakar yang disukai orang yaitu berada di bawah level yang bisa dilakukan.

Pada dasarnya, orang terlihat suka memaksakan diri hingga batasnya.