Bayi Nikita Mirzani Lahir Prematur, Bayi Prematur Berisiko Alami Gangguan Perkembangan ini!

By Saeful Imam, Kamis, 9 Mei 2019 | 14:40 WIB
bayi prematur berisiko mengalami gangguan pernapasan (pixabay.com/joffi)

Nakita.id - Seperti dikutip dari tribunnews.com, Nikita Mirzani sedang berbahagia karena hadirnya anak ketika.

Nikita Mirzani mengaku terharu, menanti kehadiran sang buah hati. Ia semakin haru, lantaran sang buah hatinya harus lahir secara prematur.

"Yang namanya bayi prematur, ya iya khawatir karena kan belum bulannya melahirkan," kata Nikita Mirzani dalam jumpa pers di Eka Hospital, di BSD, Tangerang, Kamis (2/5/2019).

Bukan tanpa sebab, Nikita Mirzani harus melahirkan bayinya secara prematur.

Baca Juga : Cuma Karena Hal Sepele, Kartika Putri Nekat Marahi Suaminya Saat Buka Puasa

Jahitan di perutnya, sudah menipis setelah melahirkan anak kedua. Terlebih, jelang melahirkan Nikita masih aktif bekerja.

"Dia ini udah tahu mau operasi masih saja kerja, bahkan sehari sebelum," kata Fitri Salhuteru, sang sahabat.

Oleh sebab itu, ia harus melahirkan di usia kehamilan 35 minggu.

Rencana melahirkan di luar negeri pun harus batal. Sebab, terlalu beresiko jika ia tak segera menuju rumah sakit.

Baca Juga : Lihat Tampilan SWAG Cinta Laura Saat Foto Bareng Atta Halilintar, Stylish Banget!

Tahukah Moms? Bayi prematur atau bayi yang lahir kurang dari 37 minggu berisiko mengalami berbagai gangguan perkembangan. Risiko bayi prematur tersebut antara lain:

- Sistem organ pada bayi prematur belum matang sehingga relatif mengalami masalah ketimbang bayi yang lahir cukup bulan. Misalnya gangguan pernapasan dimana organ bayi prematur belum matang paru-paru dimana jumlah cairan pelapis paru-paru/surfaktan kurang dari normal). Dengan demikian paru-paru tak dapat berkembang sempurna.

- Sistem pencernaan bayi prematur, misalnya kelainan usus karena belum matang dalam menerima nutrisi. Risiko lain masalah kerusakan usus karena pembentukannya belum sempurna. Risiko hipoglikemi karena organ usus kurang matang sehingga bayi prematur kekurangan energi untuk menyempurnakan tubuh dan mengejar ketertinggalan pertumbuhannya.

Baca Juga : Wanita Ini Konsumsi Viagra Setiap Hari untuk Bertahan Hidup, Ternyata Ada Fakta Lain di Baliknya

- Sistem saraf pusat (otak) atau pembuluh darah di kepala bayi prematur masih rapuh sehingga berisiko mengalmai perdarahan di kepala. Pada bayi yang lahir kurang dari 34 minggu berisiko perdarahan otak, terutama terjadi pada minggu pertama kelahiran.  Otak yang kurang matang, berisiko masalah pembuluh darah pada retina mata masih rapuh sehingga berisiko mengalami perdarahan pada retina mata.

- Risiko lain bayi prematur mengalami asfiksia atau agal beradaptasi bernapas spontan dan dan apnu prematuritas (lupa bernafas), akibat kurang matangnya otak bayi prematur.

- Risiko kebutaan pada bayi prematur karena retinopathy of prematurity (ROP) terutama bayi dengan berat badan di bawah 1500 gram dan usia lahir pada usia kandungan di bawah 32 minggu. Karena itu dianjurkan bayi yang prematur di usia 4-6 minggu ke dokter mata atau ahli retina (optamologis) untuk mendapat diagnosa ROP. Penanganan dini ROP dapat mencegah risiko kebutaan juling, ambliopia (mata malas), dan myopia.

Baca Juga : Tidak Disangka Minuman Ini Ternyata Mampu Obati Stres Secara Mudah

- Risiko lain bayi prematur terlambatnya perkem­bang­an kemampuan ketimbang anak­ yang lahir cukup bulan. Misalnya, anak prmatur usia 1 tahun belum bisa berjalan. Ketertinggalan perkembangan umumnya dapat dikejar hingga usia 2 tahun. setelah usia 2 tahun biasanya anak prematur dapat memiliki kemampuan yang sama dengan anak lahir cukup bulan seusianya.

Meski begitu, dengan penanganan tepat, berbagai risiko bayi prematur di atas tidak akan terjadi. Jadi, mama dan Papa yang punya bayi prematur jangan kelewat cemas ya. Tanyakan kepada dokter cara merawat si kecil yang tepat. Don't worrry be happy.

Baca Juga : Jadi Istri Pejabat, Bella Saphira Tampil Modis Pakai Tas Mewah Ratusan Juta Rupiah yang Sukses Jadi Sorotan!