Anji Menangis Saat Anaknya Terdiagnosa Autisme, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Saat Moms Alami Hal Serupa

By Anisa Annan, Jumat, 17 Mei 2019 | 13:46 WIB
Anak Anji 'Manji' alami terlambat bicara, ternyata alami autisme ringan (instagram.com/sigraumarnarada)

Nakita.id - Kabar datang dari keluarga penyanyi Anji, kali ini tentang anak kelimanya, Sigra Umar Narada.

Keluarga Anji dan Wina Natalia tampaknya tengah menghadapi ujian.

Baru-baru ini Anji dan Wina mengunggah vlog di akun YouTube mereka, menceritakan tentang kondisi Sigra.

Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Dalam video tersebut mereka mengungkapkan jika Sigra terdiagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD) level ringan.

Awalnya Anji dan Wina menduga jika Sigra hanya telat bicara, karena kakak-kakaknya pun semuanya telat.

Tak ada pikiran jika Sigra ternyata memiliki kondisi khusus itu.

Setelah berkonsultasi ke berbagai dokter dan psikolog, barulah diketahui Sigra memiliki ASD.

Baca Juga: Anak Anji Didiagnosis Sandang Autisme, Ternyata ini Ciri-ciri Anak Autis yang Dapat Dikenali Sejak Bayi!

Informasi ini tak pelak membuat keluarga Anji dan Wina shock.

Bahkan Wina mengungkapkan jika baby sitter Sigra sampai menangis saat mengetahuinya.

"Istri saya langsung telepon, saya lagi di luar kota, air mata meleleh gitu," Anji pun menceritakan momen saat ia mengetahui diagnosa anaknya.

Baca Juga: Moms, Simak Cara Memilih Popok Kain Bayi yang Mudah dan Sederhana Ini!

Tentunya ketika mengetahui buah hati memiliki kondisi medis seperti autisme, orangtua mana yang tak merasa kaget dan sedih.

Akan tetapi jika Moms juga mengalami hal ini, tak perlu berkecil hati.

Seperti yang dimuat laman Healthline, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk memastikan Si Kecil tetap memiliki kualitas hidup yang baik.

Berikut lima hal yang perlu Moms lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan autisme.

1. Mencari dan mempersiapkan terapi

Walaupun ada periode kritis dalam perkembangan anak dari usia 0 hingga 3 tahun, Moms harus mencari terapi yang beragam ketika Si Kecil telah terdiagnosa autisme.

Tidak ada obat untuk autisme, tetapi ada terapi yang dapat membantu menciptakan keterampilan dasar untuk membantu ketika mereka tumbuh dan berkembang.

Baca Juga: Viral Foto Geng Motor Bawa Celurit Buat Resah Masyarakat Jakarta, Ternyata Ini Faktanya

Meskipun intervensi dini direkomendasikan, tidak ada kata terlambat untuk menentukan apakah Si Kecil cocok mengikuti terapi tertentu.

Terapi-terapi yang bisa diikuti ialah terapi berbicara, okupasi, fisik, serta terapi sosial atau perilaku.

2. Belajar 'mendengar' bukan dari telinga

Ketika anak terdiagnosa autisme, kerap kali ia mengalami keterlambatan dalam perkembangan berbahasa.

Namun ketika Si Kecil tak menuturkan kata, bukan berarti ia tidak berkomunikasi.

Bahkan ketika kita diam pun bisa dikategorikan sebagai komunikasi.

Sebaiknya Moms mencoba memahami bahasa Si Kecil, caranya berkomunikasi di luar menggunakan kata-kata.

Perhatikan gesturnya, atau suara-suara yang dikeluarkannya.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Makanan Ini Bisa Sembuhkan Sakit Punggung, Kunyit Salah Satunya

Kenali, dan Moms akan lebih mudah berkomunikasi dengan Si Kecil walau ia memiliki kondisi istimewa seperti autisme.

3. Sabar saat melatih motorik anak

Anak-anak dengan autisme terkadang memiliki masalah koordinasi motorik yang perlu ditangani, yakni motorik kasar dan halus.Keterampilan motorik kasar melibatkan gerakan tubuh besar dan otot.

Terapi fisik cenderung bekerja pada keterampilan ini, seperti merangkak, berjalan, melompat, dan menaiki tangga.

Keahlian motorik halus, di sisi lain, adalah gerakan kecil dan halus, seperti menulis, membuka ritsleting jaket, atau mengancingkan kemeja.

Untuk ini, Si Kecil akan bekerja dengan terapis okupasi, dan Moms harus sabar karena butuh latihan ekstra bagi Si Kecil.

Baca Juga: Ratu Elizabeth Dikabarkan akan Turun Takhta dan Bukan Anaknya yang Menggantikan, Benarkah?

4. Pahami perbedaan penginderaan pada anak dengan autisme

Mungkin melakukan gerakan berulang seperti menggoyangkan kaki ketika duduk di kursi kelihatan sebagai hal sepele.

Akan tetapi hal ini berbeda ketika kita bicara tentang anak dengan autisme.

Gerakan-gerakan berulang bisa jadi mengganggu pada situasi-situasi tertentu.

Namun mereka tak bisa mengontrolnya dengan baik, maka Moms perlu memahami hal ini.

Tak bisa sembarangan memerintahkan Si Kecil dengan autisme untuk diam ketika ia sedang menggoyangkan kaki atau melompat-lompat.

5. Jangan takut mencoba hal baru

Ada berbagai macam kegiatan yang bisa menjadi terapi untuk anak dengan autisme.

Misalnya berkuda, berenang, musik, kesenian, dan sebagainya.

Baca Juga: Moms, Jaga Kesehatan dan Kecantikan Kulit Wajah dengan Memilih Produk yang Tepat!

Walau tak ada basis ilmiah yang kuat, tetapi jika Moms melihat Si Kecil gembira melakukannya, jangan ragu untuk meneruskan.

Biarkan ia mencoba hal-hal baru, tetapi jangan lupa untuk tetap mengawasi.

Jangan pula berlebihan, misalnya memaksakan Si Kecil mengikuti aneka terapi sekaligus.