Jadi Pembunuh Berantai Hingga dapat Vonis Mati, Begini Kabar Ryan Jombang yang Tinggal Menunggu Nasib

By Maharani Kusuma Daruwati, Selasa, 28 Mei 2019 | 18:18 WIB
Ryan Jombang menunggu eksekusi mati. ((FOTO KOLASE BANGKA POS))

Dalam proses pembunuhan, katanya, ada korban yang dibunuh malam hingga dinihari, tapi ada juga yang dibunuh siang hari.

"Mereka umumnya mudah dirayu Ryan, karena ada rasa cinta, termasuk ada juga korban wanita yang mencintainya," katanya.

Korban Ryan di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang (Jakarta), Vincentius Yudhi Priono (Wonogiri, Jateng), Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim), dan Graddy (marga Tambunan, Manado, namun keluarga belum teridentifikasi). Selain itu, Agustinus alias Wawan (28), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), Zainal Abidin alias Jeki (21), Nanik Hidayati (23) dengan anaknya Silvia Ramadani Putri (3), dan seorang lagi tak dikenal (dibunuh pertama kali pada tahun 2006).

Baca Juga: Belanja Ratusan Juta, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Tenteng Kantong Gucci Naik Angkutan Umum

Benci ibu

Masalahnya, mengapa Ryan memilih karakter sebagai pembunuh berdarah dingin?

Pertanyaan itu terjawab melalui hasil pemeriksaan psikiater Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur yang dirilis pada Kamis (31/7/2018).

"Kalau tanda-tanda psikotis (gangguan jiwa yang berat) tak ada, tapi kalau psikopat (minimnya empati dan kontrol perilaku) memang ya, karena perilakunya impulsif," kata psikiater Polda Jatim AKBP dr Roni Subagio kala itu.

Menurut dia, "sense of reality" (daya realitas) tersangka sangat normal.

"Artinya, tersangka membunuh dengan sadar dan paham akibatnya. Dia tahu mana yang benar dan mana yang salah," katanya.

Namun, tersangka memiliki ciri-ciri kepribadian yang impulsif, sehingga dia sangat sensitif, mudah tersinggung, dan mudah marah, karena itu kepribadian tersangka sering dimanifestasikan dengan tindakan melempar, memukul, marah-marah, dan tindak kekerasan lainnya.

Dalam dinamika kejiwaan tersangka, katanya, Ryan menjadi seperti sekarang ini akibat dia terlahir sebagai anak tunggal dari perkawinan ibunya dengan tiga laki-laki yang tak harmonis.

Ryan merupakan hasil perkawinan ibunya dengan laki-laki ketiga.

"Ryan merasa kurang mendapat perhatian, ada ketidakcocokkan dengan kondisi ekonomi keluarga, dan juga ada ketidakcocokkan dengan perilaku ibu. Ryan sering cekcok dengan orangtuanya, sehingga dia menjadi impulsif dan ada rasa tak suka dengan perilaku ibu," katanya.