#LovingNotLabelling: Mengatasi Si Kecil dengan ADHD Tanpa Memberikan Label, Catat Moms!

By Rachel Anastasia Agustina, Sabtu, 22 Juni 2019 | 09:30 WIB
Ilustrasi Anak Aktif. (rawpixel.com)

Nakita.id – Si Kecil yang memiliki perilaku hiperaktif cenderung suka dianggap mengganggu oleh sekitarnya.

Jangankan sekitarnya, keluarga pun juga terkadang suka merasa diganggu dengan Si Kecil yang hiperaktif.

Sehingga terkadang label anak terlalu aktif pun tidak terhindari dari Si Kecil.

Terkadang perilaku Si Kecil yang tidak bisa duduk diam saja sudah dijadikan masalah sehingga melahirkan diagnosa tertentu.

Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang

Hal ini menyebabkan peningkatan diagnosa Si Kecil dengan gangguan mental seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Di Inggris, sekitar 5% anak-anak usia sekolah dasar sudah dinyatakan menderita ADHD.

Pertumbuhan diagnosis ini sudah menjadi fenomena global dengan prevalensi sebesar 5,29%.

Rata-rata di Eropa sebesar 4,6%, Australia 11,2%, Amerika 11%, dan Afrika 8%.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Tak Perlu Memberi Label, Ini yang Harus Dilakukan Agar Si Kecil Raih Masa Depan Sukses

Melansir dari The Conversation yang melakukan riset melalui psikiatris, ternyata ADHD sendiri dinyatakan sebagai gangguan yang kompleks.

Tidak semudah itu bisa melabeli Si Kecil dengan ADHD tanpa pemeriksaan yang intens dan lebih lanjut.

Nyatanya memberi Si Kecil label ADHA itu justru akan mengaburkan interpretasi lain dari anak-anak disekelilingnya.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Dampak Negatif dan Positif Memberi Julukan

Lingkungan Si Kecil cenderung akan menganggap keberadaan Si Kecil sebagai gangguan dan tidak diharapkan.

Hal ini akan dengan mudahnya menghancurkan kepercayaan diri Si Kecil dan akan berdampak kepada kehidupan dewasanya nanti.

Secara tidak langsung Moms sudah memberitahu ke semuanya kalau Si Kecil tidak normal atau memiliki kelainan.

Baca Juga: #LovingNotLabelling Guru Beri Cap Murid Juga Bisa Berdampak Buruk Pada Orangtua, Ini Sebabnya!

Ternyata ada antusiasme yang besar untuk menyelesaikan masalah kesehatan mental Si Kecil.

Beberapa intervensi ini ditujukan bahkan untuk Si Kecil yang belum lahir, untuk mengurangi adanya ADHD, Moms juga harus mempromosikan perilaku sehat.

Selama kehamilan Moms diharapkan untuk sebisa mungkin meminimaslisir stres.

Masa-masa awal kehidupan Si Kecil juga perlu diperhatikan karena 1000 hari pertama adalah masa emas Si Kecil berkembang.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Nana Mirdad Sering Unggah Foto Putra Putrinya, Ternyata Hal Tersebut Berbahaya Bagi Anak

Moms harus menjaga kesehatan mentalnya dengan memberikan edukasi yang ringan dan tidak membuatnya stres.

Masa perkembangan otak Si Kecil ini akan sangat penting untuk dijaga dan Moms harus memilih apa yang boleh dan tidak boleh diketahui serta dilakukan Si Kecil.

Sehingga seiring berjalannya waktu potensi adanya perlakuan hiperaktif akan berkurang di usia mendatang Si Kecil.

Akan tetapi jika potensi ini sudah terlanjur ada pada Si Kecil seiring bertambahnya usia Moms tidak perlu khawatir.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Sebut Anak 'Pemalas' Bisa Halangi Kesuksesannya di Masa Depan, Ini Solusinya

Jangan langsung melabelinya dengan anak pengganggu atau menderita ADHD.

Moms bisa mulai dengan pengawasan yang sangat intensif kepada Si Kecil saat beranjak masuk ke sekolah.

Hal ini akan membuat Si Kecil sedikit mendapat tekanan sehingga terbiasa dengan tidak menunjukkan hal-hal yang tidak diinginkan publik.

Selain itu Moms juga bisa mulai mengajarkan Si Kecil bagaimana caranya mengatur emosi agar tidak berlebihan.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Sampai Menyesal, Begini Cara Berhenti Melabeli Anak!

Kenalkan kepadanya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, karena pada dasarnya hiperaktifitas datang dari ketidaktahuan Si Kecil akan lingkungan.

Karena emosi yang dimiliki Si Kecil bisa saja membahayakan lingkungan dan berdampak terhadap kehidupan sosialnya.

Moms juga sudah harus mulai mengajarkan bagaimana caranya berperilaku baik terhadap orang lain dan memberi tahu apa yang orang lain tidak suka sejak dini.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Kendalikan Emosi Saat Marah Pada Anak Dengan 5 Cara Ini

Dengan cara ini memori yang Moms berikan akan terus terekam seiring berkembangnya otak Si Kecil.

Sehingga dapat meminimalisir gangguan ADHD yang ada pada Si Kecil.

Karena jika skalanya masih kecil atau gejala yang ditunjukkan masih sangat kecil bisa dirawat dengan mudah oleh Moms.

Dibandingkan dengan yang sudah parah dan harus menggunakan jasa psikiatris untuk perawatan dan obat-obatan.

#GridNetworkJuara