#LovingNotLabelling: Sering Disiplinkan Anak dengan Memukul Bokong? Hati-hati Moms Ada Dampak untuk Si Kecil Lho

By Ine Yulita Sari, Jumat, 5 Juli 2019 | 18:30 WIB
#LovingNotLabelling: Sering Disiplinkan Anak dengan Memukul Bokong? Hati-hati Moms Ada Dampak untuk Si Kecil Lho (Freepik.com)

Nakita.id - Moms, mendidik anak memang membutuhkan kesabaran, terutama saat ia berbuat nakal.

Tidak jarang orangtua mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik, seperti memukul bokong anak.

Hukuman fisik sepertinya sudah turun-temurun dipraktikkan oleh banyak orangtua untuk mendisiplinkan anak.

Mulai menjewer telinga hingga memukul bokong anak.

Lauren M. O’Donnell, PsyD, seorang psikolog anak di Kids Health menuturkan pendapatnya mengenai hal ini.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Hindari Ucapan 'Es Terus!' Saat Si Kecil Demam, Begini Cara Memberikan Edukasi Kesehatan yang Tepat

Menurutnya, mendisiplinkan anak dengan memukul bokong anak bukanlah tindakan yang efektif.

Studi yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric (APA) pun menunjukkan hal yang sama.

Alih-alih membuat anak merasa jera dengan kenakalannya, memberi hukuman fisik, seperti pukulan, malah akan berdampak negatif pada kehidupan anak.

Tidak hanya kesehatan fisik, tapi juga kondisi kejiwaan anak ketika ia bertambah dewasa.

Bukan hanya itu, semakin sering orangtua melakukan pemukulan, tingkat hukuman akan semakin bertambah parah.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak 'Ganteng' dan 'Cantik', Bisa Berdampak Buruk Bagi Anak Lho, Moms!

Akibatnya, tindakan ini bisa berujung pada kasus kekerasan pada anak.

Sebagian besar orangtua mungkin setuju bahwa memberi pukulan bukanlah tindakan yang tepat untuk mendisiplinkan anak.

Namun, ada pula yang masih menerapkan cara ini dengan harapan anak menjadi lebih baik.

Padahal, memukul pantat anak bukanlah tindakan yang efektif untuk mendisiplinkan anak ketika berbuat salah.

Pasalnya, ada banyak dampak negatif yang mungkin terjadi pada anak jika ia sering dipukul bokongnya, seperti:

1. Mengajarkan anak untuk berperilaku demikian

Ingat pepatah, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”?

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Melabel 'Lebay' Saat Anak Sedih Kehilangan Hewan Peliharaan, Ini yang Harus Moms Lakukan

Ya, pepatah ini bisa menggambarkan bagaimana efek pengasuhan orangtua akan berdampak pada kehidupan anak kelak.

Bila orangtua sering memberi hukuman fisik, seperti menampar atau memukul anak, kelak sang anak juga akan berlaku demikian di masa depan.

2. Anak menjadi lebih agresif

Anak-anak yang sering mendapatkan hukuman dengan dipukul pantatnya, cenderung mengembangkan sikap yang agresif.

Misalnya, ketika merasa marah, sedih, merasa kesal, dan tidak puas, ia bisa saja memukul teman atau orang lain yang berada di sekitarnya untuk melampiaskan emosinya.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Keburu Labelling 'Ngeyel Kalau Dibilangin' Pada Si Kecil Moms, Ini Tipsnya!

Selain menjadi lebih agresif, anak-anak yang dibesarkan dengan penerapan hukuman fisik lebih rentan mengalami masalah kejiwaan di kemudian hari.

3. Mengecilkan hati dan pikiran anak

Memukul pantat anak disertai ucapan kasar yang penuh amarah, tidak hanya membuat anak menjadi sedih.

Apalagi jika tindakan ini dilakukan di depan teman atau orang lain.

Anak akan merasa kecil, minder, takut untuk berbuat sesuatu, dan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain kelak.

Tindakan ini juga bisa membentuk persepsi bahwa orangtua adalah sesuatu yang perlu ditakuti, bukan dihormati.

Moms tentu tidak ingin, si kecil menganggap kita demikian, bukan?

4. Memperburuk hubungan kita dengan anak

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Sampai Membentak dan Melabeli Si Kecil, Lakukan Ini Jika Moms Emosi pada Tindakannya!

Selain membuat anak kecil hati, tindakan memukul bokong anak juga bisa membuat anak semakin membangkang.

Anak yang merasa kesakitan ketika dipukul tentu tidak akan menerima diperlakukan demikian.

Akibatnya, sang anak bisa jadi berusaha melawan dengan tindakan atau ucapannya.

Bukannya menjadi solusi, memukul bokong anak bisa memperkeruh suasana.

Jika terus dilakukan, hubungan yang terjalin antara anak dengan Moms tentu tidak akan berjalan dengan baik.