Kanker Paru Paru Renggut Nyawa Sutopo, Ilmuwan Temukan Cara Terbaru untuk Mendeteksinya, Lewat Embusan Napas

By Salmaa Awwaabiin, Minggu, 7 Juli 2019 | 09:10 WIB
Kanker paru renggut nyawa Sutopo (Instagram @sutopopurwo)

 

Nakita.id - Duka yang mendalam menyelimuti Indonesia karena telah kehilangan salah satu putra terbaiknya.

Sutopo dikabarkan meninggal saat masih menjalani proses pengobatan di China, Minggu (7/7/2019).

Sebulan sebelum mengembuskan napas terakhir, melalui akun instagram pribadinya, Sutopo mengabarkan bahwa ia akan menjalani perawatan medis di Negeri Tirai Bambu, Tiongkok.

Baca Juga: Mengenang Kisah Sutopo yang Ngefans Berat dengan Raisa, Belum Pernah Ketemu Tapi Bahagia Banget Sempet Video Call

Hal itu ia lakukan lantaran penyakitnya memburuk, kanker paru-parunya kini menyebar ke tulang dan organ lainnya.

Sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Tuhan berkehendak lain.

Penyakit yang selama ini ia lawan itu, merenggut nyawanya.

Melihat nakita.id sebelumnya yang melansir dari The Daily Sabah, ternyata ilmuwan menemukan cara baru untuk mendeteksi kanker paru lho Moms.

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal karena Kanker Paru, Ini Unggahan Terakhirnya, Sempat Berpamitan dan Minta Maaf Sebulan Lalu

Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia, yang menewaskan jutaan nyawa setiap tahun.

Selain masih minimnya pengetahuan pencegahan, kanker paru sering diketahui sudah dalam stadium lanjut ditambah lambatnya diagnosis menyebabkan jumlah penderitanya terus bertambah.

Salah satu terobosan untuk memperkecil jumlah penderita adalah menemukan cara diagnosis kanker paru-paru yang semudah dan secepat mungkin,.

Maka, sekelompok ilmuwan mancanegara yang berada di Eze University yang berbasis di İzmir, Turki, mengungkapkan sebuah proyek baru yang memungkinkan diagnosis kanker paru-paru tanpa biopsi.

Baca Juga: Istrinya Hamil Muda, Baim Wong Justru Berulah Minta Izin Nikah Lagi, Warganet Langsung Soroti Perut Paula Verhoeven

Proyek ini, yang dikembangkan oleh 28 ilmuwan dari sembilan universitas di lima negara, bertujuan untuk mendiagnosis kanker paru-paru dengan sampel napas sederhana yang kemudian diubah menjadi cairan yang dapat diuji oleh dokter.

Mengepalai proyek ini, konselor universitas Eze, profesor Necdet Budak mengatakan para ilmuwan yang mengkhususkan diri di berbagai bidang termasuk kimia, genetika, biokimia dan matematika menemukan sistem diagnosis yang memisahkan fragmen DNA dari napas pasien.

Dengan teknik baru ini, kami percaya bahwa akan ada penemuan inovatif dalam diagnosis kanker paru-paru," tambah Budak.

Baca Juga: Remaja 15 Tahun Meninggal Bersama Janin 7 Bulan yang Dikandung, Diduga Perbuatan Bejat Ayah Asuhnya

Berbicara kepada Anadolu Agency (AA) yang merupakan kantor berita Turki, pengawas proyek Tuncay Göksel mengatakan dengan teknik baru, diagnosis kanker paru akan lebih mudah dan lebih cepat.

"Kami akan melakukan pemetaan genetik real-time dari pasien dan jika hasilnya positif, kami akan dapat menentukan teknik perawatan.

Analisis yang sama dapat dilakukan dengan biopsi, tetapi diagnosis melalui pernapasan ini jauh lebih murah dan kurang menyakitkan. hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mendapatkan sampel," kata Göksel.