Bisa Lebih Hebat Dari Kemoterapi, Para Ahli Menemukan Zat yang Dapat Menyembuhkan Kanker Pada Kunyit, Termasuk Kanker Paru-paru Mendiang Sutopo!

By Saeful Imam, Minggu, 7 Juli 2019 | 14:21 WIB
Lama diteliti, peneliti baru temukan zat antikanker pada kunyit (instagram sutopo purwo nugroho, pixabay)

Nakita.id - Hari ini masyarakat di tanah air berduka karena kehilangan salah seorang terbaiknya.  

Berdasarkan informasi, tadi pagi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia.

Sutopo mengembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019).

Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB.

Sutopo meninggal di usia 49 tahun, saat berjuang melawan kanker paru paru yang menggerogoti tubuhnya.

Baca Juga: Menyayat Hati, Tulisan Permintaan Maaf Sutopo Purwo Nugroho untuk Orangtuanya Buat Warganet Terharu

Seperti diketahui, Sutopo telah divonis menderita kanker paru sejak Januari 2018 lalu.

Berbagai pengobatan dan perawatan di sejumlah rumah sakit pun telah dilakukannya setahun belakang.

Sayangnya, kankernya semakin ganas dan tak bisa dikendalikan hingga merenggut nyawanya. 

PENELITI TEMUKAN SENYAWA ANTIKANKER DI KUNYIT 

Berkaitan dengan pengobatan kanker, peneliti dari Rajiv Gandhi Proudyogiki Vishwavidyalaya (RGPV), India menemukan dua zat baru yang dapat menyembuhkan kanker.

"Terinspirasi dari kebutuhan kunyit dalam mengatasi berbagai macam penyakit, jenis rimpang ini juga tersedia di setiap rumah. Hal ini membuat kami mempelajari lebih dalam mengenai zat aktif dalam kunyit selama 10 tahun," kata Wakil Rektor RGPV, Profesor Piyush Trivedi, seperti diberitakan Indiatimes, Sabtu (19/12/2015).

Selama itu, menurut Trivedi ada dua zat yaitu CTR-17 dan CTR-20 yang ternyata dapat membelah sel kanker dengan menghambat tubulin, protein yang penting bagi banyak fungsi sel penting, termasuk kromosom selama pembelahan sel, transportasi intraseluler, pengembangan dan pemeliharaan bentuk sel, motilitas sel dan distribusi molekul pada membran sel.

"Tidak seperti pengobatan kanker lainnya, molekul ini hanya menargetkan sel kanker dan tidak membahayakan sel sehat. Mereka sangat unik dan tidak memiliki efek samping yang signifikan," ujarnya.

Ini kabar baik karena pengobatan kanker terkini yaitu kemoterapi dalam prosesnya menyerang semua sel, baik sel kanker maupun sel sehat.

Penelitian yang dilakukan bekerjasama dengan tim di Kanada Advanced Medical Research Institute Dr. Hyoun Lee ini secara resmi telah diakui secara internasional.

Kedua zat ini juga akan mendapatkan paten dari Amerika secara resmi.

Selain itu, sebuah tim peneliti India-Amerika dari University of Illinois dan Universitu of Utah juga mencoba mengembangkan obat kanker, termasuk kanker paru-paru, payudara, dan lain-lain.

Obat kanker yang mereka kembangkan terbuat dari kunyit, bahan yang mudah ditemui di Indonesia.

Proses yang mereka kembangkan memungkinkan kurkumin, bahan aktif dalam kunyit, untuk membunuh sel kanker.

Sebagai informasi, kunyit telah digunakan selama ribuan tahun di negara Asia sebagai bumbu dan obat/jamu.

Penggunaan rempah-rempah itu sebagai obat karena sifat anti-peradangan dan antioksidannya yang kuat.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, 5 Makanan Ini Ternyata Ampuh Cegah Kanker Paru-paru yang Renggut Nyawa Sutopo

Selain itu, kurkumin telah lama diketahui menunjukkan sifat anti-kanker.

Sayangnya, kelarutan kunyit dalam air telah menghambat aplikasi klinis kurkumin untuk pengobatan kanker.

Padahal, obat harus larut dalam air. Karena jika tidak, ia akan sulit mengalir melalui aliran darah. "Manfaat obat kurkumin dapat sepenuhnya diambil jika masalah kelarutannya terselesaikan," ungkap Dipanjan Pan, pemimpin penelitian ini, dikutip dari Hindustan Times, Minggu (12/8/2018).

Pan bekerja sama dengan Peter Stang dari University of Utah.

Bersama-sama, mereka mengembangkan cara membuat kurkumin larut dan mengantarkannya ke tumor untuk membunuh sel kanker.

Mereka juga mengombinasikan kurkumin dengan platinum. Itu karena platinum saat ini merupakan agen terapi kanker yang umum digunakan di klinik.

Baca Juga: Ahok BTP Akhirnya Resmi Menikah, Sean Sebut Dirinya Belum Akrab dengan Puput, Istri BTP

"Kimia mutakhir mengarah ke struktur hierarkis terakit otomatis yang mendorong kelarutan kurkumin dan secara bersamaan memberikan simulasi pengantaran agen anti-kanker, yaitu platimun," kata Pan. "Efek terapi gabungan ini bertujuan mematikan sel kanker," tegasnya. Tim tersebut kemudian melaporkan temuannya dalam Proceedings of National Academy of Sciences.

Dalam laporannya, mereka mengatakan, "(Penggunaan platinum) tidak hanya memungkinkan kelarutan kurkumin, tetapi terbukti 100 kali lebih efektif dalam mengobati berbagai jenis kanker seperti melanoma dan kanker payudara daripada menggunakan keduanya secara terpisah." "Hasil kami menunjukkan bahwa kurkumin bekerja sepenuhnya sinkron dengan platinum dan memberikan efek sinergis untuk menunjukkan sifat anti-kanker yang luar biasa," tegas laporan tersebut. Tim ini juga menjelaskan cara kerja kombinasi kurkumin dan platinum adalah dengan memecah DNA sel kanker.

Penemuan kunyit ini menjadi kabar gembira, terutama pada pasien kanker karena ada pengobatan alternatif yang dapat membantu penyembuhan penyakit kanker. Apa pun jenis kanker yang dideritanya. 

#GridnetworkJuara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti Temukan Cara Kunyit Jadi Obat Kanker"