#LovingNotLabelling: Stop Bandingkan Si Kecil dengan Anak Lain, Kepercayaan Dirinya Bisa Menurun!

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 29 Juli 2019 | 21:15 WIB
Membandingkan Si Kecil dengan anak lain dapat memengaruhi kepercayaan dirinya #LovingNotLabelling (Freepik.com)

Nakita.id – Setiap orangtua pasti ingin anaknya memiliki perilaku yang baik.

Namun, tanpa sadar orangtua sering kali menasihati anaknya dengan cara membandingkan dengan anak lain.

Mungkin maksudnya adalah agar Si Kecil bisa mencontoh sifat atau perilaku dari anak yang lain.

Melansir dari Kompas.com, menurut psikolog bernama Kathy Seal, sikap suka membanding-bandingkan sebenarnya adalah hal yang normal.

Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang

Bahkan, ia menyebut hal tersebut sebagai insting bertahan hidup alami manusia.

"Kita memang terprogram untuk mendorong anak-anak berkompetisi. Bahkan, anak-anak di zaman nenek moyang kita harus kuat agar bisa bersaing dalam berburu. Karena itu hal yang natural, jika anak kita punya keterampilan yang lebih," kata penulis buku Pressured Parents, Stressed-out Kids: Dealing With Competition While Raising a Successcufl Child ini.

Tapi, jangan sampai kebiasaan membandingkan ini malah mematahkan kepercayaan diri Si Kecil ya, Moms.

Baca Juga: #LovingNotLabelling Daripada Memarahi, Sadari Pentingnya Membiarkan Si Kecil Melakukan Kesalahan

Pasalnya, ada lo Moms anak yang jika dibandingkan bukannya semangat malah menjadi tak percaya diri dengan kemampuannya.

"Lebih baik langsung sampaikan kekurangannya apa. Karena sering mendengar perbandingan bisa memengaruhi kepercayaan diri mereka," jelas Psikolog Klinis, Liza M. Djaprie dikutip dari Kompas.com.

Misalnya, ketika anak tidak berhasil menyelesaikan target sesuai usia sekolah, maka sebaiknya anak dibimbing dan disemangati untuk menjadi lebih baik.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Label Anak Nakal, Lebih Baik Gunakan Cara Ini Agar Si Kecil Lebih Simpati pada Orang Lain

Setiap anak pasti memiliki kemampuan masing-masing dalam tumbuh kembang.

Bisa saja, Si Kecil kurang mahir dalam satu hal namun di bidang lain ia memiliki bakat lebih.

Apa yang dianggap orangtua baik belum tentu baik dan dibutuhkan oleh anak, sehingga pertimbangkan pula kemampuan Si Kecil ya, Moms.

Jangan sampai kebiasaan membandingkan Si Kecil dengan anak lain membuat Moms menjadi salah satu orangtua yang menerapkan pola hyper parenting.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Sempat Syok Saat Dengar Mikhayla Mengumpat, Ternyata Ini Cara Atasi Anak Berhenti Mengumpat

Menurut Kepala Sekolah Dasar Olifant Jogjakarta, Mariana Hastuti, yang dikutip oleh Kompas.com dari Sahabat Keluarga Kemendikbud, hyper parenting merupakan usaha yang dianggap "baik" dan dilakukan orangtua dalam pola pengasuhan, tujuannya untuk memberikan stimulasi "positif" kepada anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau kemampuan anak tersebut.

Salah satu dampak pola asuh hyper parenting, yaitu membuat anak tidak bahagia karena tertekan dengan berbagai tuntutan dari orangtua.

Jadi, sebaiknya Moms jangan sering membandingkan Si Kecil dengan anak lain ya.

Boleh membandingkan, namun dengan cara yang tepat agar tak membuatnya minder atau tertekan.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Kerap Dilakukan, Inilah Risiko Membentak Anak! Sangat Sulit Disembuhkan