Nakita.id - Di masa pertumbuhan dan perkembangannya, tentu anak akan belajar banyak tentang hal yang dibenarkan dan tidak boleh dilakukan.
Dalam masa tersebut, peran orangtua menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung daya serap yang dimiliki anak.
Namun apa jadinya, bila saat masa pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi, anak justru kerap mendapat perlakuan yang justru berbahaya bagi masa depannya?
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Era Media Sosial, Membanding-bandingkan Anak Apakah Berbahaya?
Salah satu hal yang kerap dilakukan orangtua yakni memberi label pada anak dan membentaknya tanpa sadari.
Banyak orangtua yang mengaku harus membentak untuk membuat Si Kecil kapok dan tak lagi mengulangi kesalahannya.
Padahal, setelah dibentak belum tentu anak mau melakukannya.
Melansir dari Nakita.id, menurut Dr Justin Coulson, pakar parenting di Kidspot.com.au dan pengajar psikologi di University of Wollongong, Australia, riset menunjukkan bahwa sebenarnya orangtua tidak suka membentak anak-anaknya.
Namun surveinya, banyak orangtua yang membentak anak disertai melakukan kekerasan dan bahkan labeling, seperti mengatakan anak 'nakal' dan menjewer telinganya, atau melakukan hal lain.
Tapi tahukah Moms, hal tersebut sangat berpengaruh pada kondisi mental anak lho.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Kompas.com,Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR