Ngeri! Pakar Sebut Penyebab Gempa Banten Sama Seperti Gempa Aceh Tahun 2012, Ini Faktanya

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 3 Agustus 2019 | 09:41 WIB
Riset Tunjukkan Adanya Potensi Gempa Besar di Pulau Jawa (naruedom/Thinkstock)

Nakita.id - Indonesia bagian Barat digegerkan dengan timbulnya gempa yang berpotensi tsunami.

Gempa mengguncang beberapa wilayah di Pulau Jawa, dari mulai Jakarta, Solo, bahkan Yogyakarta juga merasakan getaran tersebut.

Menurut BMKG, gempa sebesar 7,4 SR itu terjadi di wilayah Pulau Jawa pada Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.09 WIB.

Baca Juga: Perseteruan Kian Runcing, Farhat Abbas Laporkan Hotman Paris Atas Dugaan Penyebaran Konten Pornografi

Melansir dari 'Kompas.com', meski sempat berpotensi, BMKG akhirnya resmi mencabut peringatan tsunami pasca-gempa yang berpusat di barat daya Sumatera Utara, Banten.

"Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir," demikian pernyataan yang disampaikan BMKG melalui berbagai siaran televisi.

"Saat ini kami masih terus memantau, sebetulnya diperkirakan kedatangan tsunami itu sekitar pukul 19.35 menit.

Baca Juga: Agung Hercules Meninggal, Arie Untung Menyesal Belum Minta Maaf pada Sang Pedangdut karena Hal Ini: 'Beliau Kurang Berkenan'

Namun, karena fenomena alam itu banyak hal yang tidak pasti, banyak hal yang kompleks, SOP yang ada mewajibkan kita menunggu sampai dua jam dari perkiraan kedatangan terakhir (19.35)," ujar Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG.

Melansir dari 'Tribun Timur', seorang pakar tsunami dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, Abdul Muhari menyebut kalau gempa 7,4 SR yang mengguncang Banten terjadi dengan mekanisme sesar naik.

"Tapi oblique, naik miring," ungkapnya.

Baca Juga: Dicap Pelakor sampai Dapat Surat Kebencian dari Anak Tirinya, Bella Shofie Kian Berani Umbar Kemesraan dengan Sang Suami

Gerak sesar oblique sendiri pernah menjadi penyebab gempa besar di Aceh pada tahun 2012 silam, yang disertai tsunami kecil di sejumlah tempat.

Mekanisme gempa sesar naik merupakan salah satu syarat terjadinya tsunami, selain magnitudo gempa yang besar serta lokasi gempa di zona subduksi atau pertemuan 2 lempeng.

Gempa Banten yang terasa hingga Jakarta, Depok, Bekasi, dan bahkan Solo ini berpusat di Megathrust Selat Sunda, wilayah pertemuan dua lempeng yang berpotensi membangkitkan gempa hingga magnitudo 8,8 dan tsunami lebih dari 20 meter.

Baca Juga: Menyedihkan! Anggota Paskibra Meninggal Dunia Saat Latihan, Paman:

Abdul sendiri lewat analisis data telah mendeteksi adanya potensi gelombang tsunami di selatan Banten.

Melansir dari 'Wartakotalive', meski tidak tercatat ada korban meninggal dunia, tapi gempa Banten menimbulkan kerusakan secara materil.

Tak hanya itu, gempa tersebut juga membuat trauma tersendiri bagi yang merasakan.

Baca Juga: Ini Tahapan Berbicara Bayi Hingga Umur 2 Tahun, Harus Diperhatikan!

Hingg pukul 22.01 WIB, tercatat ada 7 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan 5 lainnya mengalami rusak ringan.

Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.

Kerusakan rumah sebanyak 5 unit rusak berat di Desa Neglasari dan 1 unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.

Baca Juga: Si Kecil Sulit untuk Ditinggal, 4 Hal Ini Bisa Melatih Mereka!

Rumah rusak berat lain tercatat 1 unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.

Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin.

Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan 4 lainnya di Kecamatan Cililin.