Sempat Jadi Pilihan, Melahirkan Tradisional Kini Dilarang Karena Bisa Sebabkan Nyawa Moms dan Si Kecil Melayang

By Safira Dita, Jumat, 9 Agustus 2019 | 15:21 WIB
Melahirkan Tradisional Bisa Sebabkan Kemaitian Bagi Ibu dan Calon Bayi (Prostooleh)

Nakita.id- Melahirkan tradisional sempat menjadi pilihan dalam proses persalinan di kota-kota kecil.

Namun, mungkin sekarang Moms sudah jarang melihat proses melahirkan tradisional yang sempat menjadi andalan nenek moyang kita.

Siapa sangka, jika melahirkan tradisional kini sudah dilarang di sebagian kota di Indonesia lho, Moms.

Melahirkan tradisional dengan bantuan paraji atau dukun beranak di wilayah kota sudah dilarang menangani proses persalinan.

 

 Baca Juga: Melahirkan Tradisional Dengan Bantuan Dukun Bersalin, Wanita Ini Malah Kena Denda Jutaan Rupiah Dari Puskesmas

Mereka yang berjumlah 80 orang itu diminta untuk merujuk ke bidan, pusat kesehatan masyarakat, atau rumah sakit terdekat.

"Dukun paraji tidak boleh menolong persalinan lagi, tetapi mereka diminta merujuk ke bidan jika ada ibu hamil yang datang ke dukun," tutur Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Depok Dewi Damayanti kepada Kompas.

Mungkin, bagi sebagian warga, keberadaan Paraji masih sangat diperlukan dan lebih memilih mendapat pelayanan paraji karena beberapa alasan.

Kini, pemerintah telah mencanagkan program kemitraan bidan dan paraji atau dukun bayi di tiap wilayah Indonesia.

Baca Juga: Segera Melahirkan Bayi Kembar, Irish Bella Berani Langgar Pantangan yang Mitosnya Bisa Sebabkan Calon Bayinya Cacat

Program dinilai berhasil karena menaikkan cakupan persalinan tenaga kesehatan sekaligus menurunkan angka persalinan oleh dukun bayi.

Kemitraan yang merupakan bagian dari Program Saving Newborn Live yang digagas LSM Save the Children itu dituangkan dalam peraturan desa.

Dokter Puskesmas Bayongbong Dwi Hadi Santoso, turut mengatakan, program kemitraan ini berdampak positif.

”Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan setelah program kemitraan naik,” katanya.

Baca Juga: Melahirkan Lewat Waktu Bisa Berisiko untuk Bayi, Bisakah Mempercepat Kelahiran dengan Stimulasi Puting?

Data Puskesmas menunjukkan, sebelum ada program kemitraan, rata-rata cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 66,9 persen dan sisanya dilayani paraji.

Setelah program kemitraan berjalan, rata-rata cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan naik menjadi 88,18 persen.

Persalinan oleh dukun bayi pun turun jadi rata-rata hanya 11,81 persen saja lho, Moms.

Namun, di beberapa desa penegakan peraturan desa kemitraan ini belum terlalu berhasil.

Peran paraji yang kerap menolong persalinan seolah telah menjadi bagian dari kultur masyarakat yang sulit diubah.

Baca Juga: Akan Melahirkan Bayi Kembar, Syahnaz Sadiqah Beberkan Jam 'Kritis'-nya, Wajarkah?

Padahal, hal tersebut sangat berisiko, baik bagi ibu melahirkan maupun bayi lho, Moms!

Melahirkan tradisional biasanya dilakukan dengan bantuan dukun persalinan dan tidak menggunakan obat bius untuk meredakan rasa sakit saat proses melahirkan.

Bahkan, melahirkan dengan dukun bersalin memiliki resiko kecil untuk oms dan calon buah hati untuk selamat.

Risikonya lebih besar, karena dukun tidak mengetahui bagaimana posisi dan kondisi bayi yang benar waktu lahir.

Jadi, sebaiknya Moms jangan coba-coba untuk melahirkan dengan bantuan dukun bersalin ya!

Baca Juga: Baru Saja Melahirkan, Ini Prediksi Dokter Tentang Lama Masa Nifas Aura Kasih