#LovingNotLabelling: Jangan Gunakan Rasa Malu Anak untuk Mengontrolnya, Bisa Jadi Boomerang!

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 19 Agustus 2019 | 09:22 WIB
#LovingNotLabelling, jangan buat anak merasa malu untuk bisa mengontrolnya (Freepik/jcomp)

Nakita.id - Orangtua terkadang tidak menyadari apa yang dilakukan memberikan rasa malu pada anak-anak.

Atau Moms mungkin sengaja membuat si Kecil merasa malu dengan membandingkan pada orang lain, agar anak mau melakukan apa yang Moms inginkan.

"Bagaimana mungkin? Mengapa kamu tidak bisa lebih seperti saudara perempuanmu?”

“Bagaimana kamu bisa memberi makan itu kepada anakmu?”

Baca Juga: BERITA POPULER: Hotman Paris Dicibir Karena Pamer Jabatan di Suasana Duka hingga Dulu Tak Beri Restu, Ayah Cut Meyriska Malah Minta Tinggal Serumah dengan Menantunya

Ini adalah kata-kata yang memalukan.

Sebagian besar dari kita tumbuh dengan mendengarkan pesan rasa malu dari orang-orang di sekitar kita.

Karena itu beresonansi dengan ketakutan terdalam kita, rasa malu mendapat reaksi.

Hal ini membuat kita atau anak kita untuk mencoba membuktikan bahwa orang yang mempermalukannya salah dengan mematuhi atau memberontak.

Tidak peduli seberapa besar mereka benci dipermalukan, kebanyakan orangtua menggunakan rasa malu untuk mengelola anak-anak mereka.

“Masalahnya adalah rasa malu bisa sangat efektif dalam jangka pendek dalam membuat anak berperilaku. Itu sebabnya sangat ada di mana-mana,” kata Dr. Richard Schwartz dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Harvard ketika saya membahasnya.

Rasa malu bekerja ketika orangtua tidak punya waktu untuk metode lain, tetapi hasilnya adalah masalah.