Gempi Dinyatakan Minus dan Silinder di Usia 4 Tahun, Berisiko Bagi Sebagian Besar Anak-Anak Zaman Now! Ini Sebabnya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 27 Agustus 2019 | 16:16 WIB
Gempi alami miopi dan silinder di usianya yang masih 4 tahun (instagram.com/gisel_la)

Nakita.id - Baru-baru ini, instagram Gisel kembari mencuri perhatian khalayak umum.

Bukan karena hubungan asmaranya dengan Wijaya Saputra, melainkan karena kabar terbaru dari putri semata wayangnya, Gempita Nora Marten.

Gisel menceritakan bahwa anak semata wayangnya sudah dinyatakan memiliki kelainan mata yakni miopi dan silinder.

Baca Juga: Gempi Ingin Nyanyikan Lagu Kesukaan Papanya, Terbongkar Gading Masih Ingin Kembali ke Pelukan Gisel?

Hal ini diceritakan Gisel melalui unggahan di akun Instagram-nya.

"Kemarin Gem minta diperiksa matanya," cerita Gisel.

Ia lantas menuliskan bila sebelumnya, Gempi sempat melakukan periksa mata di sekolah dan dinyatakan memiliki minus meski ukurannya kecil.

Baca Juga: Sebelum Orangtuanya Cerai, Gempi Sampaikan Firasat pada Gading:

"waktu itu di sekolah oernah cek dan kayaknye Gempi mulai ada minusnya sedikit:(."

Gisel kemudian merasa sedih ketika mendapati bahwa putrinya mengalami miopi atau rabun jauh dan juga silinder.

"Sedihlah mama karna Gem trnyata emang minus dan malah ada silindernya:(," tulisnya.

Meski awalnya marah, akan tetapi Gisel juga merasa bersalah karena merasa kurang tegas dalam menjaga kesehatan putrinya secara menyeluruh.

"Sebel, sempet marahin Gem krn sering nonton sambil tiduran tapi langsung yg paling dominan adalah rasa bersalah sama diri sendiri kenapa kok ga lebih tegas untuk ngingetin anak supaya lebih taat cara ntn tv nya:(

"Maafin ya Gem.. gapapa ya mulai skrg mama lbh galak sm Gempi soal aturan ntn tv dan main gadget. Semangat ya nnti kita benerin silindernya biar turun yaaaah.." tulis Gisel.

Baca Juga: Ketakutan Gading Marten Terbukti, Gempi Mulai Samakan Dirinya dengan Wijaya Saputra, Begini Responsnya

Tapi ternyata, hal yang dialami Gempi ini juga sangat berisiko bagi anak-anak seusia Gempi yang dekat dengan ponsel atau kerap bermain games-lah yang memiliki risiko mengalami kelainan mata.

Selain miopi, anak-anak 'zaman now' juga sangat dekat dengan kelainan katarak.

Baca Juga: Dipecat dari Kepolisian dan Bangkrut, Mantan Istri Bongkar Perselingkuhan Norman Kamaru dengan Istrinya Sekarang

Mengutip dari Kompas.com, Doni Widyandana yang telah meneliti tentang penyakit mata pada anak dalam penelitiannya di The European Society of Catarat and Refractive Surgeons (ESCRS), Lisbon, Portugal itu awalnya menyebutkan bahwa jika orang tua memiliki riwayat kecacatan pada mata, hal itu dapat menurun ke anaknya.

Doni menyebutkan bila hal tersebut lantaran adanya infeksi yang terjadi pada lensa mata.

"Infeksi biasanya terjadi pada kelainan lensa, katarak. Kebanyakan karena virus rubella TORCH (Toxoplasa, Rubella, Cytomegalovarius, and Herpes implex Virus) atau virus kucing, itu tetap banyak," kata Doni saat dijumpai di Yogyakarta, Selasa (17/10/2017).

Dia mengungkapkan, semua persoalan kelainan pada mata dicegah sejak ibu mengandung.

"Perlu dicatat, 80 persen penyakit itu dapat dicegah. Jadi, angka (kasus kelainan pada anak dengan angka tertinggi yakni refraksi dan katarak, red) itu dapat ditekan 80 persen dengan pencegahan," tegas Doni.

Baca Juga: Baru 8 Bulan Menikah, Unggahan Istri Ketiga Opick Tentang 'Pisah Ranjang'

Riset menunjukkan adanya Myopia Boom, meningkatkan populasi anak yang mengalami rabun jauh.

Salah satu faktor utama yang makin membuat The Myopia Boom melesat naik adalah gaya hidup anak.

Dalam satu dekade belakangan, anak-anak cenderung menghabiskan waktu dengan menatap layar monitor terlalu lama.

Baca Juga: Viral Video Siswi SMA 4 Prabumulih Bully dan Aniaya Adik Kelasnya, Kepala Sekolah:

"Kalau seperti itu, mereka cenderung melihat dekat terlalu sering, apalagi sambil tiduran. Atau berjam-jam melihat televisi. Faktor radiasi dan kebiasaan melihat dekat itu yang merusak mata," jelas Doni.

Hal semacam ini, sebenarnya ada batasannya. Dia mengungkapkan, melihat dekat boleh, tapi maksimal hanya satu jam.

Jika memang harus melanjutkan pekerjaan, seharusnya ada waktu untuk mata beristirahat.

"Misalnya satu jam melihat dekat, suruhlah anak bermain di luar, agar bisa melihat jauh. Itu batasannya enam meter ke atas dan ke depan. Paling tidak selama 15 menit," papar dia.

Hal tersebut juga berlaku untuk anak sekolah. 

Jika dalam satu mata pelajaran berdurasi 50 menit, setidaknya ada waktu 10 menit untuk mata beristirahat melihat jauh.

Baca Juga: Baru 8 Bulan Menikah, Unggahan Istri Ketiga Opick Tentang 'Pisah Ranjang'

"Yang sehat seperti itu," sambungnya. The Myopia Boom menjadi permasalahan serius. Negara-negara seperti di China, Taiwan, dan Jepang, hampir 95 persen anak-anak menggunakan kacamata minus. Hal itu terutama karena kebiasaan melihat dekat.

"Dari penelitian ini, harapan kita masyarakat lebih pandai dan lebih sadar, khususnya kesehatan mata anak harus diperhatikan," tegasnya.