Nakita.id - Kasus pembunuhan baru-baru ini menjadi banyak diperbincangkan oleh masyarakat luas.
Mulai dari pembunuhan yang dilakukan kekasih, hingga pembunuhan anggota keluarga sendiri.
Tidak terkecuali kasus yang satu ini, seorang ayah menyatakan bahwa putri remajanya telah dibunuh.
Melansir dari Mirror.co.uk, Sofiya Lanshakova (16) dikabarkan telah dibunuh dan diambil organ tubuhnya untuk dijual.
Akan tetapi hingga artikel ini ditulis, kematian Sofiya masih menjadi misteri dan masih dalam penyelidikan.
Semua berawal dari Sofiya dan keluarga dari Rusia menikmati liburan di Provinsi Antalya, Turki. Disanalah Sofiya jatuh sakit.
Setelah dibawa ke pihak berwenang, sang ayah mengatakan bahwa Sofiya didiagnosis menderita radang usus buntu kronis.
Sampai akhirnya Sofiya meninggal dalam keadaan kesakitan, dan orangtuanya melayangkan tuduhan bahwa putri mereka dibunuh agar organnya dapat dijual.
Keluarga tidak bisa menerima perkataan pihak berwenang Rusia yang mengatakan bahwa rahim dan organ lain milih Sofiya telah hilang saat diperiksa.
Sang ayah, Vyacheslav Lanshakov (38), mengatakan mereka (pihak berwenang Rusia) 'mencatat tidak adanya beberapa organ, termasuk rahim'.
Baca Juga: 2 Pembunuh Bayaran di Indonesia Ini Sudah Menghirup Udara Segar, Siapa Saja?
Sementara dokter Rusia mengatakan penyebab kematian Sofiya adalah peritonitis, suatu kondisi yang belum disebutkan oleh petugas medis Turki.
Laporan forensik lengkap tentang kematian Sofiya diperkirakan akan diberikan di Rusia awal bulan depan.
"Saya pikir itu adalah pembunuhan," kata ayah yang berduka kepada saluran TV TVK6. Diagnosis pertama adalah apendisitis akut." ujar Lanshakov.
"Kami memiliki kecurigaan bahwa itu untuk transplantasi organ." tambahnya.
Lanshakov juga mengklaim ada penundaan pengiriman jenazah putrinya kembali ke Rusia.
Namun, pihak berwenang Rusia belum mengomentari tuduhannya.
Setelah jatuh sakit di Mahmutlar ketika sedang liburan, Lanshakov mengatakan Sofiya dirawat di beberapa rumah sakit swasta.
Sofiya menderita sakit perut diikuti oleh nyeri dada.
"Gadis kami meninggal dalam kesakitan yang mengerikan," kata Lanshakov.
"Kami membawanya di siang hari - dan dia meninggal sekitar jam 8 malam."
"Apa yang dilakukan para dokter klinik selama sembilan jam?" tanya Lanshakov.
Baca Juga: Bukan Mantan Terindah, Raffi Ahmad Kikuk Saat Satu Panggung dengan Perempuan Spesial Ini:
Melalui pemindaian MRI, diketahui ada penumpukan cairan besar di perut sang putri akan tetapi tidak ada tindakan dokter untuk itu.
“Apakah mereka membunuh anak kami? Kami meminta Anda untuk mengendalikan situasi ini. Di Rusia, kasus pidana telah dibuka." tegas sang ayah.
Sementara ibu gadis itu, Tatiana, berkata sambil menangis, "Dia (Sofiya) takut".
“Saya sedang duduk di pintu perawatan intensif dan dia berteriak keras, 'Bu, Bu - hati saya sakit sekali'." kenang Tatiana.
"Sekitar jam 7 malam, dia mengalami serangan jantung pertama." tambahnya.
Setelah gejala lain semakin parah, Sofiya pun meninggal.
Awalnya Sofiya ingin dikirim ke Ibu Kota Ankara untuk berobat oleh pihak klinik kedua akan tetapi tidak ada waktu.
Ternyata Lanshakov sudah melalukan riset tentang situasinya dan ada yang mengalami hal sama sehingga munculah tuduhan mengenai transplantasi organ ilegal.
Lanshakov dikabarkan menulis surat untuk Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan untuk menyelidiki kasus ini.
Berkaitan dengan kasus meninggalnya putrinya, Lanshakov juga telah menulis surat kepada presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memintanya untuk menyelidiki kasus ini.