#LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Pamer Hasil Pernah Pukul dan Kurung Anak Sulungnya, Ini Dampaknya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 4 September 2019 | 08:26 WIB
Nia Ramadhani akui sempat pukul Mikha (Instagram/ @mikhayla_bakrie)

Hukuman harus sepenuhnya mampu menekan sikap dan perilaku buruk anak, yang akhirnya tak hanya menjadi hukuman namun akan menjadi sebuah pelajaran.

Orangtua harus ingat bahwa hukuman, khususnya hukuman kedislipinan akan membentuk mental dan juga masa depan si Kecil.

Hukuman Fisik

Bila disaksikan, hukuman fisik terkadang tak dapat diterima semua orang.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik Tidak Efektif Malah Sebabkan Hal Ini

Biasanya, orangtua akan menggunakan hukuman fisik bila si Kecil memang sudah snagat kelewat batas.

Meski begitu, hukuman fisik paling tinggi yang 'diperbolehkan' yakni hanya memukul lengan, menampar lengan, atau kaki.

Orangtua tak boleh melakukan hukuman fisik lebih dari hal tersebut, apalagi bila sudah memukul kepala dan anggota vital lain.

Baca Juga: Masih Banyak Dilakukan Orangtua, Ini Konsekuensi Hukuman Fisik pada Anak, Bahayakan Masa Depan!

Memukul pun hanya diperbolehkan dengan gerakan tipis, dengan tujuan memberi efek jera.

Efek jera dengan hukuman fisik di atas sebagai tindakan ancaman sebagai respons agar si Kecil selalu mengingat bila apa yang ia lakukan, bila buruk, maka ia akan merasakan rasa sakit.

Akan tetapi, bila hukuman fisik ini dilakukan dengan frekuensi terlalu sering, justru anak akan menjadi pribadi yang lebih berani.

Perhatikan bila memberi hukuman fisik, yang semata-mata tak hanya menghukum.