Diduga Kecanduan Main Game Online, Remaja Ini Alami Kebutaan hingga Menderita Penyakit Mengerikan yang Tak Bisa Sembuh

By Maharani Kusuma Daruwati, Rabu, 11 September 2019 | 20:13 WIB
Surya Utama (tengah) didamping kedua orangtuanya menunggu pemeriksaan oleh dokter di Rumah Sakit Khusus Mata (SMEC) Medan, Selasa (10/9/2019). (Kompas.com)

Nakita.idGame online saat ini seolah sudah menjadi tren yang banyak diikuti anak muda.

Permainan ini bahkan sudah banyak membuat orang kecanduan dan ingin terus memainkannya.

Namun, nasib malang justru dialami salah seorang pecandu game online ini, Moms.

Baca Juga: BERITA POPULER: Betrand Peto Disebut Jadi Penangkal Teror Ruben Onsu hingga Tetangga Bongkar Kedok Doddy Sudrajat yang Kerap Pukul dan Hampir Jual Sang Anak

Sungguh malang nasib anak muda yang tinggal di Dusun I, Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Surya Utama (19), mengalami kebutaan sejak sering bermain game melalui ponsel.

Awalnya ia mengaku sering main game melalui ponsel saat malam hari.

Bahkan dikondisi gelap sekalian mengisi daya ponsel.

Dalam sehari dia bisa main game hingga lima jam untuk bermain game Mobile Legend, PUBG, hingga FreeFire.

Penglihatannya mulai berkurang sejak Mei 2019 yang saat itu ia hanya bisa melihat sedikit cahaya atau tepatnya hanya melihat setitik cahaya.

Ia pun bersama orang tuanya akhirnya pergi ke Rumah Sakit Khusus Mata/Sumatera Eye Center (SMEC) Medan, Selasa (10/9/2019).

Baca Juga: Meninggalnya BJ Habibie Jadi Hari Berkabung Nasional, 3 Hari Warga Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Sebelumnya, Surya dan orang tuanya sudah mendatangi rumah sakit sebanyak lima kali untuk periksa mata, hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit SMEC Medan.

Di rumah sakit khusus mata, Surya menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari Ruang Visus untuk mengetahui ketajaman pengelihatan, hingga pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit mata.

Untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan, hingga matanya di-scanning.

Setelah diperiksa ternyata Surya menderita penyakit mata glaukoma.

Menurut dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami penyakit mata glaukoma.

"Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto yang dikutip dari Kompas.com.

"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelasnya.

Dengan demikian, kebutaan yang dialami Surya bukan karena game online.

Dokter Pinto Yusneni Pulungan SpM mengatakan bahwa glaukoma yang dialami Surya bisa disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.

Baca Juga: BUKAN HOAX, BJ Habibie Meninggal Dunia Setelah Jalani Perawatan di ICU

"Pasien itu bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kami tegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat," katanya.

Glaukoma merupakan penyakit saraf mata yang bisa menyebabkan hilangnya penglihatan.

Banyak faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena glaukoma.

“Faktor genetik dan riwayat keluarga ada yang glaukoma, maka periksa mata pada usia 30,” ujar dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center Ikke Sumantri.

Dokter Ikke mengatakan, glaukoma karena faktor genetik adalah tipe glaukoma primer yang cukup banyak ditemui.

Faktor risiko lainnya, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.

Ikke menjelaskan, pada diabetes yang gula darahnya tinggi atau tidak terkontrol, pembuluh darah kecilnya bisa rusak, termasuk yang ada di mata.

Selain menyebabkan retinopati diabetic, bisa juga terjadi glaukoma.

Kemudian pada orang dengan penyakit jantung misalnya, kondisi itu bisa menurunkan suplai darah di mata.

Faktor risiko tersebut bisa menyebabkan rusaknya saraf mata hingga terjadilah glaukoma.

Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya

“Umumnya tekanan pada bola mata tinggi sehingga merusak saraf mata,” kata Ikke.

Pernah trauma atau kecelakaan pada daerah mata, juga harus diperiksa bagian saraf matanya.

Selain itu, penggunaan obat yang mengandung steroid secara berlebihan juga akan meningkatkan tekanan bola mata dan berisiko glaukoma.

Glaukoma yang terlambat diketahui dan tidak segera ditangani bisa menghilangkan seluruh penglihatan.

Glaukoma bisa terjadi pada salah satu bola mata maupun keduanya.

Obat-obatan atau terapi yang ada sejauh ini tidak dapat menyembuhkan glaukoma atau mengembalikan saraf yang rusak.

Pengobatan hanya dapat menghambat kerusakan saraf mata menjadi lebih parah.

Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada

Artikel ini sudah pernah tayang di Wiken.ID dengan judul Awalnya Diduga Matanya Buta karena Sering Main Game, Ternyata Anak Muda Ini Menderita Penyakit Mengerikan yang Tidak Bisa Sembuh