Bukan Gila! Ternyata Ini Gangguan yang Dirasakan Pengidap Skizofrenia Seperti Anak Elvy Sukaesih yang Mengamuk di Warung

By Nita Febriani, Minggu, 15 September 2019 | 10:35 WIB
Putra Elvy Sukaesih disebut-sebut mengidap skizofrenia (WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Nakita.id - Beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan berita mengamuknya anak dari pedangdut senior, Elvy Sukaesih.

HR, putra Elvy Sukaesih diketahui mengamuk di sebuah warung milik tetangganya sendiri sambil membawa sebilah pedang panjang yang diduga adalah samurai.

Alasannya, HR melalui asisten rumah tangganya ingin mengutang 3 bungkus rokok namun tidak diberikan oleh sang pemilik warung lantaran rokok tersebut tidak tersedia.

HR sempat ditangkap dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena dikira memiliki gangguan jiwa.

Baca Juga: Membantah Anaknya Alami Gangguan Jiwa, Elvy Sukaesih Akui Putranya Ngamuk Saat Diajak Berobat

Namun pada Sabtu (14/9/2019) Fitria, anak kedua Elvy Sukaesih menjelaskan bahwa gangguan yang dialami HR bukanlah sakit jiwa, melainkan skizofrenia.

“Dia khayalan sama kenyataan enggak bisa dibedain. Dia seperti kenyataan padahal itu omongan yang dalam khayalan dan mungkin ada paranoidnya, ada ketersinggungannya, ya jadi seperti itu,” ungkap Fitria saat ditemui di kediamannya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.

Fitria menjelaskan dalam keseharian HR tidak bertindak aneh dan masih mampu mengingat semua orang dan melakukan aktivitas biasa.

 

Baca Juga: Tak Terima Anaknya Disebut Gila, Elvy Sukaesih Berlinang Air Mata Jelaskan Kondisi Jiwa Sang Anak Setelah Kedapatan Ngamuk di Warung

“Kalau mau dibilang (maaf) orang yang hilang ingatan, sakit jiwa Haedar tidak seperti itu karena dia masih ingat semua masih bisa bicara, masih salat, masih ngaji, masih segala macem,” kata Fitria.

Tapi saat terpancing sedikit emosinya memang bisa meluap-luap seperti yang terjadi pada Kamis (12/9/2019) malam lalu.

Penyakit skizofrenia yang diidap HR ini ternyata sudah diketahui oleh keluarga sejak tahun 2016, dan beberapa kali mendapatkan perawatan untuk menyembuhkan skizofrenia pada tahun 2017 dan terakhir 2018 dirawat di RSKD Duren Sawit.

Baca Juga: Ramai Masyarakat 'Selfie' di Makam BJ Habibie sampai Sebabkan Nisan Miring, Anggun C Sasmi Geram dan Ungkap Kekecewaannya

Mengutip dari Mayo Clinic, skizofrenia adalah gangguan mental serius yang membuat seseorang menafsirkan realitas secara tidak normal.

Berbeda dengan gangguan jiwa, pasien penyakit mental masih bisa beraktivitas layaknya orang normal.

Hanya saja, penyakit mental seperti skizofrenia dapat menyebabkan pasiennya mengalami beberapa kombinasi antara halusinasi, delusi, dan pemikiran serta perilaku yang sangat tidak teratur.

Seseorang yang mengalami skizofrenia kerap melihat atau mendengar hal-hal di pikirannya yang ia yakini adalah kenyataan.

Padahal bagi orang normal, hal atau suara tersebut tidak ada dan tidak pernah terjadi.

Baca Juga: Fakta Terbaru Pria Pencari Rongsok Asal Tulungagung yang Rudapaksa 19 Bocah Lelaki 3 Kali Seminggu hingga Punya 'Langganan'

Hal ini menyebabkan pengidap skizofrenia kerap memiliki rasa takut atau paranoid serta memiliki pemikiran dan ucapan yang tidak teratur.

Selain itu, perilaku motoriknya pun sangat tidak teratur atau abnormal, sehingga pegidap skizofrenia kurang mampu untuk berfungsi layaknya orang normal.

Gejala ini dapat bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahan dari waktu ke waktu.

Pada pria, gejala skizofrenia biasanya diketahui pada awal hingga pertengahan usia 20-an.

Sedangkan pada wanita, gejala biasanya dimulai pada akhir usia 20-an.

Baca Juga: Ngamuk Sambil Bawa Pedang Saat Beli Rokok, Ini Sebab Anak Elvy Sukaesih Depresi hingga Sempat Dirawat 4 Kali di RSJ

Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan skizofrenia, tetapi para peneliti percaya bahwa kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan gangguan tersebut.

Faktor-faktor tertentu juga tampaknya meningkatkan risiko dan mampu memicu timbulnya skizofrenia pada seseorang.

Seperti memiliki riwayat keluarga skizofrenia, trauma, peningkatan aktivasi sistem kekebalan tubuh seperti peradangan atau penyakit autoimun hingga beberapa komplikasi kehamilan dan kelahiran seperti kekurangan gizi atau paparan racun dan virus yang dapat mempengaruhi perkembangan otak janin.

Selain itu, mengonsumsi obat yang mengubah pikiran (psikoaktif atau psikotropika) selama masa remaja dan dewasa muda juga dapat memicu skizofrenia.

Baca Juga: Fakta Terbaru Pria Pencari Rongsok Asal Tulungagung yang Rudapaksa 19 Bocah Lelaki 3 Kali Seminggu hingga Punya 'Langganan'