Asap Pekat Tak Berkesudahan, Ibu Asal Riau ini Keluhkan Anaknya yang Batuk, Sesak Napas, Sampai Mimisan karena Terpapar Setiap hari

By Salmaa Awwaabiin, Selasa, 17 September 2019 | 14:15 WIB
Kabut asap di Pekanbaru, Riau, Kamis (12/9/2019). (ANTARA FOTO/RONY MUHARRMAN)

Nakita.id - Moms, pekatnya kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumatera ini seolah tak berkesudahan.

Masalah kebakaran hutan dan lahan dinilai sebagai penyebab pekatnya asap kabut yang dirasakan oleh warga di wilayah Sumatera.

Korban demi korban pun kian berjatuhan karena terpapar pekatnya asap tersebut.

Baca Juga: Miris! Seorang Ayah Perkosa dan Jual Anak Kandung pada Pria Hidung Belang Seharga Rp500 Ribu Sampai Hamil 5 Bulan

Mengutip Kompas.com, seorang ibu mengeluh batuk-batuk karena terpapar asap.

Fitriyanti salah seorang warga Kota Pekanbaru, Riau menjadi salah satu korban terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan.

Tak hanya ia sendiri, rupanya kelima anaknya pun turut menjadi korban.

Fitriyanti dan anak-anaknya yang menjadi korban asap pekat

Ibu yang berusia setengah abad itu mengungkapkan bahwa dirinya mengalami batuk, sesak napas, dan demam.

Baca Juga: Sang Ibu Tutup Usia, Rio Febrian Ungkap Kesedihannya Tak Bisa Dampingi di Saat Terakhir: 'Maaf ya Ma Rio Harus Kerja'

"Saya dan anak-anak pada batuk, demam, muntah-muntah, pusing-pusing karena asap," ujar Fitri saat ditemui oleh Kompas.com di posko kesehatan di Kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau di Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam.

Ia pun menuturkan bahwa anak sulungnya yang baru berusia 10 tahun sudah beberapa hari sakit akibat terpapar asap.

Adapun penyakit yang diderita sang anak adalah demam, batuk dan lemas.

Sedangkan anaknya yang nomor dua sudah dua hari dikabarkan demam, sesak napas, bahkan mimisan.

Lebih lanjut, Fitriyanti mengungkapkan bahwa sudah sejak sepekan terakhir asap pekat menyelimuti di sekitar tempat tinggalnya.

Baca Juga: Bahan MPASI Bergizi 10 Bulan: Bingung Porsi Sarapan Terbaik untuk Si Kecil? Tiga Menu Ini Jangan Sampai Terlewat Moms

"Anak-anak saya pakaikan masker. Kalau enggak pakai masker bisa makin para sakitnya," ujarnya.

Sementara itu, Dokter Dewi Wijaya, dokters spesialis paru yang bertugas di posko kesehatan setempat mengatakan bahwa pasien yang ia tangani sebagian bersar terdampak kabut asap.

Ia pun menganjurkan kepada masyarakat untuk mengurangi keluar rumah.

"Saya masuk sejak sore sampai malam, ada sekitar 16 pasien yang masuk didominasi anak-anak. Sebagian besar memang terdampak asap, yakni ISPA. Ada yang sesak napas, batuk, demam," kata Dewi.

"Sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan asap, yakni dengan cara kurangi keluar rumah," ujar Dewi.

Sebelumnya, seorang bayi dikabarkan juga meregang nyawa akibat terpapar asap kabut pekat.

Malihat dari tulisan Nakita.id, Minggu (15/9/2019), seorang bayi perempuan berusia 4 bulan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan meninggal dunia diduga akibat terpapar kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga: Geram Istrinya Diganggu Pria Lain, Sunan Kalijaga Tak Segan Gebuki Habis-habisan, Heidy: Enggak Satu Dua, Loh!

Elsa, bayi 4 bulan yang diduga meninggal karena kabut asap

Bayi bernama Elsa Pitaloka itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ar-Rasyid Palembang karena sesak napas.

Sayangnya, bayi malang itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 18.35 WIB.

Sebelum meninggal Elsa sempat dibawa ke puskesmas setempat namun pihak puskesmas menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Biasa Tampil Kocak, Vincent Rompies Bongkar Fakta Tangisan Suami Natasha Rizky Saat Tak Diakui Anak-anaknya, Desta:

Bayi itu pun langsung membawa ke RS Ar-Rasyid dan sempat dirawat selama 7 jam.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin dr Mgs Hakim membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, Elsa meninggal karena mengalami pneumonia atau penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak.

"Dari hasil kunjungan tim kesehatan Banyuasin ke RS Ar- Rasyid memang benar ada pasien bayi umur 4 bulan didiagnosa pneumonia, dan meninggal," kata Hakim.