Masih Menunggu Kehadiran Si Kecil? Yuk Coba Terapi Hormon untuk Tingkatkan Kesempatan Hamil

By Ayu, Rabu, 18 September 2019 | 18:00 WIB
Terapi hormon (freepik.com)

Nakita.id – Setiap pasangan pasti mendambakan kehadiran anak untuk memperlengkap kebahagiaannya.

Akan tetapi tidak semua pasangan dapat memiliki anak dengan mudah.

Jika Moms dan Dads sudah lama menikah, tetapi belum mempunyai keturunan cobalah periksakan ke dokter dan cobalah terapi hormon.

Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada

Ini dapat membantu pasangan yang kurang subur.

Jika masalah infertilitas terbukti karena hormonal, maka terapi yang akan dilakukan adalah terapi hormon seperti berikut:

Hormon reproduksi

Terapi hormon dilakukan untuk mengatasi gangguan ketidaksuburan dengan cara penambahan hormon dari luar, bila hormon yang mengatur fungsi reproduksi dalam tubuh manusia mengalami gangguan.

Terapi hormon dilakukan pada pria bila spermanya abnormal dan pada perempuan bila tak ada ovulasi.

Biasanya penambahan hormon dilakukan bila hormon follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone di dalam tubuh kurang.

Pada Moms, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone akan merangsang ovarium atau indung telur, sehingga terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel diikuti ovulasi atau keluarnya sel telur.

Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!

Pada Dads, follicle-stimulating hormone merangsang sel sertoli yang terdapat dalam buah zakar.

Sel sertoli inilah yang memberikan makanan pada bakal sperma, supaya sperma berkembang normal.

Sementara luteinizing hormone merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron yang berguna bagi perkembangan seks sekunder dan mematangkan sperma.

Terapi hormon pada perempuan

Diawali dengan pemberian obat antihormon estrogen atau obat pemicu kesuburan untuk memicu pengeluaran follicle-stimulating hormone.

Obat ini dimakan pada hari ke-3, 4, 5 siklus haid, karena hormon baru meningkat setelah hari ke-3.

Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya

Di sinilah hormon follicle-stimulating hormone dipicu.

Cara ini dicoba selama 6 kali siklus, bila tidak berhasil dosisnya akan ditingkatkan.

Jika 6 bulan belum terbentuk ovulasi, baru diputuskan untuk memberikan hormon dari luar melalui suntikan pada hari ke-6 dan ke-10 siklus haid, yaitu berupa suntikan hormon follicle stimulating hormone atau gabungan follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone.

Terapi hormon pada pria

Hormon diberikan melalui suntikan dan tergantung kebutuhan. Namun, umumnya diberikan kombinasi follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone.

Suntikan hormon pada pria bisa dilakukan kapan saja.

Baca Juga: Sebelum Merencanakan Kehamilan, Ini Sederet Hal yang Harus Dipertimbangkan!

Umumnya suntikan diberikan 2 hari sekali, tergantung konsentrasi kerja hormon yang diberikan.

Selanjutnya setiap satu sampai dua bulan akan dievaluasi, apakah ada perkembangan atau tidak.

Bila setelah 3 bulan masih minimal juga, akan diteruskan untuk satu siklus lagi. Satu siklus pembentukan sperma selama tiga bulan.

Untuk mengetahui sudah bagus atau tidak, bisa melalui pemeriksaan sperma atau ditambah pemeriksaan hormon.

Pemeriksaan sperma dilakukan 2 kali selang 2 minggu untuk menyiapkan buah zakar agar berproduksi kembali.

Syarat pemeriksaan sperma, tak boleh berhubungan intim minimal 3 hari dan maksimal 7 hari.

Hormon Tiroid

Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid dapat menghambat proses kehamilan.

Kekurangan hormon tiroid pada perempuan dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga menyebabkan sel telur tidak matang.

Baca Juga: Atur Jarak Kehamilan dengan Pil KB, Tak Perlu Resah karena Efek Sampingnya! Cukup Atasi dengan Cara Ini, Moms

Akibatnya pembuahan tidak pernah berhasil.

Untuk menormalkan produksi hormon tiroid, dokter biasanya memberikan pil, tablet atau suntikan hormon tiroid.

Tujuannya untuk membantu tubuh pasien mendapatkan jumlah hormon tiroid yang diperlukan.

Kemungkinan pasien akan selamanya tergantung pada pil tiroid ini untuk menstabilkan produksi hormon tiroid.