Moms, Kenali Hipospadia, Cacat Kelamin pada Bayi Laki-laki yang Harus Segera Diatasi

By Puput Sarintiya, Kamis, 26 September 2019 | 18:39 WIB
ilustrasi bayi laki-laki (Freepik)

Nakita.id- Hipospadia adalah cacat lahir yang terjadi pada bayi- laki-laki karena pembukaan uretra tidak terbentuk di ujung penis.

Pada sebagian kasus, lubang kencing terletak di bagian bawah kelamin.

Menurut Asosiasi Urologi Kanada kondisi ini terjadi pada sekitar satu dari setiap 250 anak laki-laki.

Para peneliti tidak yakin apa yang menyebabkan hipospadia berkembang selama kehamilan.

Ini sering terjadi secara kebetulan, tetapi juga bisa diwariskan.

Baca Juga: Bukannya Menolong, Sang Ibu Malah Ikut Mencekik Anak Balitanya Hingga Tewas Saat Sedang Dirudapaksa Kedua Kakaknya!

Gejala dari hipospadia bisa dilihat dari percikan urin yang tidak normal saat buang air kecil, kulup hanya menutupi bagian atas kelamin, dan bentuk kelamin melengkung ke bawah.

Penyebab bayi laki-laki bisa menderita hipospadia adalah Moms mengandung di atas usia 35 tahun, mengalami obesitas saat hamil, dan terpapar asap rokok atau pesisida saat hamil.

Mengutip dari laman Todaysparent, berikut beberapa penjelasan seputar Hipospadia pada anak:

Bagaimana hipospadia didiagnosis?

Hipospadia didiagnosis dengan pemeriksaan fisik setelah bayi lahir.

Beberapa kasus mungkin tidak segera terlihat tetapi kebanyakan kasus hipospadia bisa terlihat dengan pemeriksaan dokter.

Bayi yang menderita hipospadia tidak boleh disunat karena mereka kemungkinan akan membutuhkan kulit ekstra untuk perbaikan selama operasi.

Kondisi lain yang umumnya dikaitkan dengan hipospadia adalah chordee.

Chordee adalah suatu kondisi ketika penis melengkung ke bawah, yang juga memiliki tingkat keparahan yang bervariasi mulai dari lengkungan ringan hingga tikungan yang lebih ekstrem.

Banyak bayi laki-laki yang terlahir dengan hipospadia juga memiliki kulup yang tidak lengkap.

Lalu, apa efek samping dari hipospadia?

Apabila hipospadia dan chordee tidak segera ditangani, hipospadia dapat menyebabkan masalah seumur hidup, yang tergantung pada tingkat keparahannya.

Bentuk kelamin yang abnormal biasanya menjadi perhatian paling umum yang dapat menimbulkan rasa malu di kemudian hari.

Semakin rendah pembukaan saluran kemih, semakin banyak kesulitan terjadi dengan arah aliran kemih, sehingga anak-anak mungkin tidak dapat berdiri dan buang air kecil sendiri.

Baca Juga: Setelah 5 Tahun Vakum dari Dunia Akting, Sharena Gunawan Kembali Menyapa Penggemarnya Lewat Web Series “Kopi Paste”

Untuk chordee, ini dapat menyebabkan masalah fungsional seperti ketidakmampuan melakukan hubungan seksual di kemudian hari karena penis terlalu melengkung.

Bagaimana mengatasi hipospadia?

Jika hipospadia ringan, Moms dapat memilih untuk tidak melakukan apa pun untuk mengobati kondisi ini.

Tetapi untuk hipospadia yang parah, operasi adalah satu-satunya cara untuk mengobatiya.

Operasi dapat dilakukan pada usia berapa pun, sebagian besar dokter merekomendasikannya di antara usia 6 dan 18 bulan.

Idealnya, sebelum usia dua tahun.

Anak dengan usia di bawah 6 bulan tidak direkomendasikan karena ukuran kelamin masih sangat kecil.

Baca Juga: Tinggal Serumah Bersama Mertua, Kenapa Tidak? Ikuti Tips Berikut ini!

Sangat memungkinkan untuk menjalani dua operasi dalam menangani hipospadia dan chordee ini.

Operasi yang pertama dilakukan untuk meluruskan bentuk kelamin, sementara operasi kedua dilakukan untuk pembentukan uretra.

Minggu pertama pasca operasi, Moms perlu memberikan Si Kecil obat penghilang rasa sakit dan mengoleskan krim antibiotik.

Apakah ada komplikasi umum dari hipospadia?

Komplikasi dapat termasuk fistula, di mana urin bocor melalui salah satu jahitan, yang mengakibatkan waktu pemulihannya lebih lama yaitu sekitar 6 hingga 12 bulan kemudian.

Komplikasi lain disebut stenosis, di mana lubang kencing menjadi terlalu kecil dan menjadi sulit bagi bayi untuk buang air kecil, selain itu juga bisa menyebabkan gangguan ejakulasi ketika ia dewasa nanti.

Baca Juga: 'Apa yang Merasukimu' hingga Cinta Kandas, Ini Kumpulan Spanduk Demo Kocak yang Viral dan Curi Perhatian Publik!

Kadang-kadang ada juga operasi kecil yang diperlukan untuk memperbaiki kulit yang tidak simetris, tetapi hal ini jarang terjadi.

Pencegahan yang bisa Moms lakukan adalah tetap menjaga berat badan selama kehamilan, hindari merokok dan terpapar asap rokok selama hamil, hindari minuman beralkohol, rutin memeriksa kehamilan ke dokter, dan rutin mengonsumsi suplemen asam folat yang sesuai dengan resep dokter.