Penyebab Nyeri Perut yang Tidak Normal Selama Hamil, Harus Diwaspadai Moms!

By Puput Sarintiya, Sabtu, 28 September 2019 | 14:42 WIB
ilustrasi ibu hamil (Biancoblu)

Nakita.id - Kehamilan umumnya akan diwarnai dengan 'drama' yang mungkin sedikit membuat Moms tidak nyaman.

Seperti mual, sakit pinggang, jerawat, dan nyeri atau sakit perut.

Nyeri atau sakit perut ini normal terjadi, namun Moms harus memperhatikan tingkat sakit perut tersebut.

Jika Moms mengalami nyeri atau sakit perut yang parah atau bahkan pendarahan, maka sebaiknya periksakan ke dokter kandungan untuk mengetahui apa penyebabnya.

Baca Juga: Sang Anak Akui Rebut Ussy Sulistiawaty dari Pria Lain, Ibu Andhika Pratama Sempat Kaget dan Tidak Setujui Hubungan Keduanya

Secara umum, ada beberapa penyebab yang bisa menimbulkan nyeri atau sakit perut selama hamil.

Beberapa penyebab mungkin tidak perlu dikhawatirkan dan beberapa mungkin harus segera mendapat pertolongan dokter.

Mengutip di laman Mom Junction, ada beberapa penyebab dari nyeri atau sakit perut selama hamil yang perlu Moms ketahui:

Yang tidak perlu dikhawatirkan

1. Nyeri ligamen bulat (trimester kedua)

Saat rahim mengembang selama kehamilan, ligamen bulat (dua ligamen besar yang bergerak dari depan uterus menuju pangkal paha) meregang dan menyebabkan kram perut bagian bawah.

Rasa sakitnya mungkin menusuk dan pegal saat Moms bergerak tiba-tiba atau mengubah posisi.

Rasa sakit ini biasanya hilang setelah beberapa waktu.

2. Gas dan sembelit

Ketika hormon progesteron meningkat, saluran pencernaan melambat, membuat makanan berjalan lebih lambat dari biasanya yang menghasilkan pembentukan gas dan sembelit.

Moms disarankan untuk minum lebih banyak air, makan makanan tinggi serat dan berolahraga teratur untuk membantu meringankan masalah ini.

3. Kontraksi Palsu (trimester kedua dan ketiga)

Moms akan mengalami perasaan tegang di otot-otot perut yang mirip dengan kontraksi nyata.

Namun, ini bukan kontraksi sebenarnya kok, Moms, ini tidak progresif, dan umumnya akan berhenti saat Moms mengubah posisi.

Baca Juga: Begini Ramalan Nyai Kidul Soal Drama Bebby Fey dengan Atta Halilintar, Ada Perasaan Lebih dan Kekecewaan dari Sang DJ?

Dehidrasi adalah alasan paling menonjol untuk kontraksi palsu ini, jadi minumlah cukup air untuk menghindarinya ya, Moms.

Jika kontraksi berlangsung dalam waktu yang lebih lama, segera hubungi dokter kandungan.

4. Perluasan rahim

Dengan perluasan rahim, usus akan sedikit bergeser, menyebabkan perut kembung dan mual.

Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman ini, Moma harus sering makan, berolahraga secara teratur, istirahat cukup. 

Yang perlu dikhawatirkan

1. Kehamilan ektopik (trimester pertama dan kedua)

Satu dari 50 kehamilan mengalami kehamilan ektopik, di mana sel telur ditanamkan di luar rahim terutama di saluran tuba.

Akibatnya, Moms akan merasakan sakit perut pada satu sisi yang lebih rendah di perut dan berdarah antara minggu keenam dan kesepuluh kehamilan.

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik di masa lalu atau mereka yang telah didiagnosis menderita endometriosis, radang usus buntu, dan penyakit radang panggul (PRP) beresiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik ini.

2. Keguguran (trimester pertama dan kedua)

Keguguran mengacu pada hilangnya kehamilan sebelum bayi mencapai 20 minggu.

Pendarahan vagina merupakan gejala pertama dan menyebabkan sakit perut yang berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Moms juga akan merasakan sakit punggung bagian bawah dan tekanan pada panggul.

Terkadang, sulit untuk mengetahui apakah rasa sakit akibat keguguran, implantasi atau perluasan rahim.

Baca Juga: Pantas Saja Bebby Fey Dituding Pansos dan Incar Harta Sang Youtuber, Ternyata Begini Cara Kerja Atta Halilintar Hingga Raup Penghasilan Rp 700 Juta per Hari

Rasa sakit dan kram saat keguguran dapat dibedakan melalui perdarahan, yang berlanjut selama beberapa hari.

Temui dokter jika Moms melihat tanda-tanda keguguran.

3. Persalinan prematur (trimester kedua dan ketiga)

Jika Moms mengalami kontraksi sebelum 37 minggu kehamilan, Moms mungkin mengalami persalinan prematur.

Hal ini menyebabkan nyeri perut persisten (terasa seperti kram menstruasi), pendarahan vagina, tekanan panggul yang meningkat dan gerakan janin yang berkurang.

Moms harus segera memeriksakan diri ke dokter jika menunjukkan gejala-gejala di atas.

4. Solusio plasenta (trimester kedua dan ketiga)

Gejalanya meliputi kram perut progresif yang parah, pendarahan (tanpa gumpalan) dan kontraksi.

Kadang-kadang, seorang ibu dapat melahirkan segera setelah plasenta terlepas, ini mengharuskan untuk operasi sesar.

Tekanan darah tinggi, penyalahgunaan obat, atau sudah pernah mengalami solusio plasenta di masa lalu bisa menyebabkan masalah ini.

Baca Juga: Nikahi Wanita Lebih Muda 9 Tahun, Raditya Dika Ungkap Asam Manis Hubungannya dengan Anissa Aziza Sejak Awal Pacaran

5. Preeklampsia (trimester kedua hingga ketiga)

Masalah ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein yang tinggi dalam urin.

Ini adalah salah satu alasan mengapa dokter sering memantau kadar tekanan darah selama setiap kunjungan Moms.

Preeklamsia dikaitkan dengan gejala seperti nyeri perut kuadran kanan atas, sakit kepala parah, kesulitan bernapas, perubahan penglihatan mata, pembengkakan wajah, mata, tangan, kaki dan pergelangan kaki, serta pertambahan berat badan yang cepat.

Jika Moms mengalami tanda-tanda sakit perut ya g berbahaya, maka segeralah meminta bantuan dokter kandungan untuk memberikan solusi terbaik.