Karena sel-sel tubuh yang diserang oleh sistem kekebalan pada penyakit autoimun tersebut tidak sama.
Efek penyakit autoimun bereaksi di dalam tubuh dengan cara yang berbeda-beda tergantung dari jenis penyakitnya.
Ambil contoh, pada multiple sclerosis bagian tubuh yang diserang adalah sistem saraf pusat, sementara pada penyakit celiac bagian tubuh yang mengalami masalah adalah saluran pencernaan.
Selain itu, risiko seseorang untuk mengalami penyakit autoimun umumnya juga tidak selalu sama.
Jenis kelamin, lingkungan, hingga keturunan, merupakan beberapa faktor yang turut menentukan terjadinya penyakit autoimun, dilansir dari laman Healthline.
Diungkapkan oleh Mary J. Shomon, seorang penulis buku berjudul Living Well With Autoimmune Disease: What Your Doctor Doesn’t Tell You That You Need to Know, bahwa meskipun sering kali terlihat cukup parah dan tergolong kronis, tapi sebenarnya efek penyakit autoimun ini tidak fatal.
Hanya saja, sama halnya dengan jenis penyakit lainnya, efek penyakit autoimun pada tubuh tidak main-main.
Baca Juga: Perut Gendut dan Penuh Kerutan Usai Melahirkan? Ayu Dewi Bagikan Tips Redam Keresahan itu
Bahkan, bisa sampai membuat pengidapnya merasa tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.