Tak Hanya Punya Istri Cantik, Ternyata Ayah Nadiem Makarim Bukan Orang Sembarangan, Cukup Disegani hingga Pernah Jadi Bosnya Hotman Paris

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 24 Oktober 2019 | 17:14 WIB
Ayah Nadiem Makarim bukan orang sembarangan (Instagram/nadiemmakarimofficial)

Makarim & Taira adalah kantor hukum yang didirikannya bersama Frank Taira Supit, kerabatnya ketika masih di Harvard.

Kantor Hukum tersebut tampaknya juga berada di Sydney, Australia.

Hingga kini di usia Nono Makarim yang telah menginjak 80 tahun, Makarim & Taira S memiliki segudang penghargaan.

Bahkan, Nano dulunya adalah bos sekaligus mentor bagi pengacara kondang Hotman Paris.

Hal ini diketahui dari unggahan Hotman yang membagikan sepak terjangnya menjadi pengacara di Sydney.

Baca Juga: Nyamar Jadi Gelandangan, Andika Mahesa 'Babang Tamvan' Malah Ditangkap Satpol PP, Dikira Gembel Beneran?

Hotman Paris saat bekerja di kantor pengacara di Sydney

"Ada orang ngaco ngarang katanya hotman maju krn dia tolong! Kasihan kau! Kalau seorang lawyer mampu bersidang lawan bule di luar negri pasti sesudah jam terbang tinggi dgn bule bule! Kemampuan bersidang bukan krn di tolong tapi krn jam terbang tinggi! Hotman 20 tahun di top law int firm Makarim Taira grup harvard Dr nono makarim cs! Hotman puluhan tahun membawahin puluhan lawyer bule ! Batak jadiBosnya bule! Dan 4 tahun di sydney dgn lawyer 700 bule! Kamu bisanya laporin janda! Ngak malu ngarang!! Yg di belakangku anak sulung lulusan fak hukum London! Istriku Notaris PPAT dan 3 anak putri semua fak hukum London! Bahkan putriku pernah ke Harvard Law Faculty! Univ tersulit masuk di dunia! Hotman thn 87 sudah gabung law firm di australia," terang Hotman Paris.

Tak hanya merupakan pengacara kondang, ayah Nadiem ini juga aktif di berbagai organisasi sosial.

Ia bahkan juga menjabat sebagai salah satu anggota komite etik Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK.

Baca Juga: Sudah Berdandan Cantik Bak Noni Belanda, Sarwendah Ternyata Kena Tipu Saat Diminta Nyanyi di Acara Wedding

Komite etik dibentuk untuk menelusuri dugaan pelanggaran kode etik oleh para anggota KPK.