Berakibat Fatal, Jangan Sebut Kalimat Ini Saat Mendisiplinkan Anak!

By Puput Sarintiya, Kamis, 24 Oktober 2019 | 20:00 WIB
Cara mendisiplinkan anak (MomJunction)

Nakita.id - Di usianya yang masih kecil, perilaku anak umumnya membuat Mom merasa jengkel dan stres.

Dan terkadang Moms justru menanggapinya dengan emosi dan bahkan mengeluarkan kalimat-kalimat "berbahaya".

Saat ingin mendisiplinkan anak, Moms harus ingat bahwa mengajarkan sesuatu pada anak tidak dapat dilakukan dengan instan, bukan?

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ini Sederet Kesalahan Umum Saat Dads Mendisiplinkan Anak, Labelling Salah Satunya

Perlu proses agar anak mau mendengarkan perkataan Moms.

Oleh karena itu, Moms harus bersabar dan lebih selektif untuk mengatakan sebuah kalimat pada anak.

Karena, kalimat yang salah dan berkonotasi negatif akan mempengaruhi mental dan tumbuh kembangnya.

Berikut kalimat yang tidak boleh Moms katakan saat mendisiplinkan anak:

1. "Berhentilah menangis atau Mama akan menghukummu"

Moms, disiplinkan anak perlu dilakukan, tetapi jangan menggunakan emosi dan ancaman.

Pola asuh mengancam akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut, peragu, da memiliki kepercayaan diri rendah.

Jika anak Moms menangis karena merasa sedih, jangan katakan kepadanya bahwa ia harus berhenti menangis.

Baca Juga: Kerap Dilakukan, Menghukum Anak dengan Cara Ini Akan Timbulkan Trauma

Namun, jika dia berteriak dan berperilaku mengganggu, beri dia konsekuensi dan latih dia untuk menggunakan keterampilan meyelesaikan masalah yang lebih sehat untuk menghadapi emosi yang tidak nyaman di masa depan.

2. "Tunggu saja sampai Papamu pulang!"

Jangan menyiratkan bahwa Dads adalah pendisiplin nyata dan Moms tidak dapat menangani perilaku buruk anak.

Ini hanya akan membuat dinamika keluarga yang tidak sehat di mana Moms menggambarkan diri sendiri sebagai orang yang tidak mampu dan Dads lah yang berkuasa.

Dengan mengatakan hal ini, maka anak akan terbiasa untuk patuh pada Dads saja, dan mereka akan selalu mengabaikan perkataan Moms.

3. “Terima kasih ya, Nak. Mengapa kamu tidak melakukan itu setiap hari?"

Moms, jangan pernah mencoba menyamarkan kritik sebagai pujian.

Itu kalimat yang cenderung menghina dan tidak efektif.

Puji anak atas perilaku baik yang mereka lakukan.

Sebaiknya katakan, "Mama sangat senang Kamu membereskan mainan tepat ketika Mama memintamu!".

Baca Juga: Donna Agnesia dan Darius Sinathrya Memberi Pujian Putrinya yang Menang Kompetisi Gymnastic, Ini Prinsip Memberi Pujian Pada Anak

Meskipun ada saat-saat yang tepat untuk menawarkan instruksi, jaga agar pujian tetap asli dan jangan berikan pujian yang cenderung menghina.

4. "Kamu membuat Mama marah sekarang!"

Salah satu hal yang tidak dilakukan oleh orangtua adalah menyalahkan anak-anak atas emosi mereka.

Ambil tanggung jawab pribadi atas pikiran, perilaku, dan perasaan Moms dan jangan memberi tahu anak bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuat Moms merasakan amarah.

Cara yang lebih baik adalah dengan mengatakan sesuatu seperti, "Mama tidak menyukai pilihan yang kamu buat hari ini."

5. "Cepat!"

Moms, pertimbangkan nada suara ketika meminta anak untuk bergegas, dan seberapa sering mengatakannya.

Jika Moms mulai memekik setiap hari, dengan tangan di pinggul dan jari kaki mengetuk, waspadalah!.

Karena saat mengatakan "Cepat...cepat!", ada kecenderungan membuat anak-anak merasa bersalah karena membuat Moms terburu-buru.

Rasa bersalah ini bisa membuat mereka merasa buruk dan itu tidak memotivasi mereka untuk bergerak lebih cepat.

Baca Juga: Ternyata, Memarahi Anak Bisa Membunuh Miliaran Sel Otak Lo Moms

6. "Kenapa kamu tidak bisa seperti kakak/adikmu?"

Mengatakan kelakuan buruknya pada anak dan menyamakannya dengan orang lain tidak akan behasil mendisiplinkan anak lo, Moms.

Walaupun perbandingan yang Moms maksudkan itu bertujuan agar anak menjadi lebih positif seperti, "Mengapa kamu tidak bisa duduk di meja dengan tenang seperti kakak?", justru ini hanya akan menyakitinya dan tidak membuatnya disiplin.

Ini juga akan membangun rasa iri atau persaingan antara ia dan saudaranya, dan kebanyakan kasus, anak akan membenci orangtua atau saudaranya jika selalu dibanding-bandingkan.