Nakita.id - Jepang dan kedisplinan adalah dua hal yang bertalian erat.
Kita lihat bagaimana masyarakat di negara itu cukup tertib, teratur, dan disiplin.
Baik saat mereka bekerja maupun menjalankan rutinitas.
Tidak hanya itu, saat bertandang ke negara lain, sikap disiplin itu terbawa.
Semua itu membuat masyarakat Jepang tumbuh menjadi sosok pintar dan kreatif.
Apa rahasia mereka dalam mendisiplinkan masyarakatnya, sehingga negaranya maju?
Ternyata pelajaran disiplin dimulai di rumah sejak usia dini.
BACA JUGA : 8 Langkah Mudah Disiplinkan Anak, Tanpa Teriak Tanpa Amarah
Kedekatan dengan ibu ternyata berperan penting dalam menanamkan disiplin.
"Dalam budaya Jepang, disiplin itu seperti jahitan jelujur yang sifatnya sementara diberikan dalam pengasuhan sampai si anak bisa melakukan semuanya sendiri," ujar psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi dalam sebuah acara mengenai pengasuhan anak cara Jepang.
Menurutnya, disiplin itu berawal dari ibu. "Kelekatan dengan ibu itu sangat diutamakan. Itu sebabnya, di Jepang anak dan ibu tidak terpisahkan. Dari lahir, bayi selalu dibawa ibunya ke mana-mana."
Selama dua tahun bonding atau kedekatan anak dan ibu terbentuk dengan baik.
Anak harus punya rasa percaya dengan ibunya. "Ini adalah dasar dari segalanya. Penanaman disiplin tidak akan jalan jika ibu tidak dekat dengan anak," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
BACA JUGA : Ingat Ken Ken 'Wiro Sableng', Duh Begini Nasibnya Sekarang, Lihat Rumahnya
Mengenai kesulitan ibu bekerja yang tak selalu bisa dekat anaknya, Ita memberikan saran untuk membangun kedekatan,"Selalu ciptakan waktu bersama yang berkualitas dengan anak. Misalnya sekitar 10-15 menit setiap hari."
Agar disiplin ini dapat tertanam dalam diri anak, sebelum anak lahir ibu sebaiknya membiasakan diri memiliki aktivitas teratur. "Lalu ketika sudah cukup besar, anak diajarkan mandiri untuk mengurus diri sendiri. Di Jepang anak usia tujuh sudah mandi dan pakai baju sendiri. Berangkat sekolah juga sendiri," ujarnya.
Dalam mengajari kemandirian mengurus diri sendiri, tentu ibu harus sabar dan tak lelah mengawasinya. "Dalam sekali dua kali anak belum tentu langsung bisa melakukannya. Kemudian ketika anak sudah bisa melakukan sendiri, jangan pelit memberi pujian," saran Ita.
"Orang tua juga perlu menyadari untuk memberi teladan, bukan hanya ceramah. Anak itu tumbuh dari proses pembiasaan. Ketika sudah terbiasa, kebiasaan hidup disiplin itu akan terbawa hingga dia dewasa," katanya.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | kompas health |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR