Bahaya Minuman Energi, Bahkan Militer AS Pun Batasi Anggotanya Untuk Mengkonsumsi

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 7 Desember 2017 | 16:06 WIB
MILITER US KONSUMSI MINUMAN ENERGI ()

Nakita.id - Apa yang bisa dilakukan minuman energi pada tubuh Dads? 

Minuman energi mungkin sangat populer, pemasukan yang didapat dari penjualannyapun terus meningkat diperkirakan mencapai $ 61 miliar atau setara 826,6 triliun rupiah pada tahun 2021.

Namun minuman energi mendapat reputasi buruk dari pakar kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia memeperingatkan bahwa minuman energi dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Sedangkan American Academy of Pediatrics memperingatkan anak-anak tidak boleh mengkonsumsinya.

Jadi apa sebenarnya bahan yang terdapat pada minuman itu, dan bagaimana dampaknya terhadap tubuh

BACA JUGAAnak Berisiko Lebih Tinggi Terserang Penyakit Komplikasi. Ini Dia Bahaya Diabates Pada Anak!

Melansir edition.cnn.com, Dr. John Higgins, seorang ahli jantung olahraga di McGovern Medical School di University of Texas Health Science Center di Houston mengatakan sebagian besar minuman energi biasanya mengandung kafein dalam jumlah besar, menambahkan gula,vitamin, seperti vitamin B; dan stimulan, taurin, asam amino yang secara alami ditemukan pada daging dan ikan; dan L-karnitin, zat dalam tubuh kita yang membantu mengubah lemak menjadi energi.

Inilah gambaran bagaimana bagian-bagian tertentu dari tubuh yang mungkin terpengaruh setelah menenggak lebih dari jumlah yang disarankan dari minuman energi, menurut para ahli.

Setelah menenggak minuman energi, Dads mungkin merasakan detak jantung meningkat.

Hati Dads yang berdetak cepat dapat menimbulkan risiko kesehatan, karena minuman energi tidak hanya terbukti meningkatkan tingkat stres, meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah, mereka juga terbukti membuat darah sedikit lebih tebal.

Taurin, asam amino yang umum, dapat mempengaruhi kadar air dan mineral dalam darah Dads. 

Kemungkinan interaksi kafein dengan bahan lain dalam minuman energi dapat mempengaruhi fungsi arteri dengan menghambatnya melebar dengan benar, terutama saat berolahraga.

Kadar kafein yang tinggi tidak hanya mempengaruhi tubuh tapi juga berpengaruh pada otak.

Menurut sebuah makalah yang diterbitkan International Journal of Health Sciences pada tahun 2015, dosis kafein diatas 200 miligram sudah tergolong keracunan kafein.

Gejalanya meliputi kecemasan, insomnia, iritasi gastrointestinal, otot kedutan, kegelisahan dan masa-masa yang tak habis-habisnya.

Militer AS bahkan telah memperingatkan agar pasukan tidak mengkonsumsi terlalu banyak minuman berenergi.

Karena melakukan hal tersebut akan berhubungan dengan gangguan tidur, yang menyebabkan kelelahan selama briefing atau tugas jaga.

Asupan kafein prajurit tidak lebih dari 200 miligram setiap empat jam dan tidak lebih dari 800 miligram sepanjang hari.

Beberapa makalah dan penelitian telah menghubungkan konsumsi minuman energi dengan peningkatan risiko gejala masalah kesehatan mental.

BACA JUGA : Jangan Mau Digesek Dua Kali. Bisa Digandakan dan Merugikan Pemilik