Keguguran Hamil Tua Bisa Terjadi Meski Janin Berusia 20 Minggu Lebih, Ketahui Penyebabnya

By Ela Aprilia Putriningtyas, Sabtu, 7 Desember 2019 | 15:00 WIB
Ilustrasi keguguran hamil tua. (Yanalya)

Nakita.id - Moms pernah dengar keguguran hamil tua?

Jika pernah, faktor apa yang menyebabkan keguguran hamil tua itu?

Keguguran hamil tua memang jarang terjadi, namun masih mungkin dialami pada beberapa orang.

Hamil dan menjalani persalinan adalah impian dari setiap wanita.

Baca Juga: Keguguran Hamil Penyebabnya Sering Tak Terduga, Tak Disangka Paparan Asap Rokok Jadi Salah Satunya, Moms Harus Waspada!

Namun kadang memang wanita harus dihadapkan pada beberapa permasalahan, salah satunya mengalami keguguran.

Akan tetapi, keguguran itu sendiri sebenarnya bukan hal baru yang terjadi pada wanita.

Agar tak melulu terkurung dalam kesedihan, Moms harus tahu mengapa dan apa sebab dari terjadinya keguguran meski usia janin bisa dibilang sudah cukup matang.

Melansir dari kidshealth.org, keguguran sendiri diartikan sebagai hilangnya kehamilan (kehilangan embrio atau janin sebelum cukup berkembang untuk bertahan hidup).

Baca Juga: Tidak Menyebabkan Keguguran, Olahraga Pada Saat Kehamilan Justru Menyehatkan

Namun biasanya wanita tak begitu sadar ketika alami keguguran, sebelum dirinya tahu hamil.

Yang dimaksud belum cukup berkembang biasanya kisaran usia di bawah tiga bulan.

Dikutip dari Webmd.com, lebih dari 80 persen keguguran terjadi pada bulan pertama kehamilan.

Hal ini umumnya terjadi karena faktor masalah pada perkembangan janin.

Baca Juga: Keguguran Hamil Akibatnya Bisa karena Mengidap Autoimun dan Penyakit Kronis Lain, Simak Yuk Apa Saja yang Harus Dihindari!

Keguguran pada masa ini ditandai dengan bercak darah serta rasa sakit di punggung seperti masa menstruasi.

Karena itulah, kadang calon Moms tak menyadari jika dirinya alami keguguran.

Tetapi keguguran hamil tua bisa juga terjadi, meskipun bisa dibilang janin sudah tak lagi lemah.

Menurut National Stillbirth Society, yang dikutip dari americanpregnancy.org, kematian bayi yang sudah berusia lebih dari 20 minggu didefinisikan sebagai lahir mati.

Persentasenya bisa dibilang cukup kecil yakni 1 dari 160 kehamilan.

Baca Juga: Bahaya Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar Bagi Ibu Hamil, Bisa Akibatkan Kelahiran Prematur hingga Keguguran

Penyebab keguguran yang paling umum dikutip dari americanpregnancy.com, antara lain adalah:

1. Plasenta

Wanita dengan solusio plasenta atau tekanan darah tinggi terkait kehamilan, atau yang disebut preeklamsia atau hipertensi yang diinduksi kehamilan.

Singkatnya, solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan.

Hal ini pernah terjadi pada artis muda Irish Bella beberapa waktu yang lalu.

2. Cacat kelahiran

Ganggunan kromosom menyumbang 15-20 persen dari semua bayi yang lahir mati. Terkadang bayi memiliki malformasi sruktur yang tidak hanya disebabkan oleh kelainan kromosom, tetapi juga genetik dan lingkungan.

3. Pertumbuhan terhenti

Bayi yang tidak tumbuh sesuai dengan tingkatannya maka akan berisiko meninggal, hal ini belum diketahui dengan benar apa penyebabnya.

Baca Juga: Berat Badan Berlebih Dapat Menyebabkan Keguguran Moms, Ini Cara Aman Menjaga Berat Badan Ideal Saat Hamil

4. Infeksi

Pada usia kehamilan 24 sampai 27 minggu kehamilan, infeksi dapat terjadi hingga sebabkan kematian janin.

Biasanya masalah ini baru diketahui setelah dilakukan banyak pemeriksaan yang mungkin sebabkan komplikasi serius.

Keguguran hamil tua sangat berisiko bagi Moms yang memiliki usia lebih dari 35 tahun.

Sedangkan fakor lain juga karena malnutrisi, perawatan prenatal yang tidak memadai, merokok, dan konsumsi alkohol.

Sebagai antisipasi, Moms bisa coba lakukan hitung tendangan bayi pada usia 26 sampai 28 minggu.

Baca Juga: Tidak Hanya Pendarahan, Perhatikan Juga Tanda-tanda Lain Keguguran Ini Moms!

Jika terjadi sesuatu yang tidak seperti biasanya, maka Moms harus waspada dan segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Bila Moms pernah alami kelahiran mati sebelumnya, ada baiknya untuk selalu memantau dan berhati-hati di kehamilan berikutnya.