Waspadai Bila Si Kecil Tidak Bisa Mencerna Susu dengan Baik, Ini Bahayanya!

By Nur Marufah Saniati, Rabu, 11 Desember 2019 | 19:21 WIB
Waspada Si Kecil Tidak Bisa Mencerna Susu (pixabay.com)

Nakita.id - Ketidakmampuan untuk mencerna susu dengan benar bukanlah kejadian yang tidak biasa dan kondisi ini disebut intoleransi laktosa.

Laktosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu.

Tidak seperti alergi protein susu sapi (CMPA), yang melibatkan sistem kekebalan tubuh, intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan.

Baca Juga: Wah Bayi Bisa Alergi Susu, Ternyata Ini Penjelasan dan Tandanya!

Ini berarti bahwa sementara intoleransi laktosa dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut, itu tidak akan menghasilkan reaksi yang mengancam jiwa seperti anafilaksis.

Perbedaan lain adalah alergi susu cenderung muncul pada tahun pertama kehidupan, sedangkan intoleransi laktosa dapat dimulai pada masa kanak-kanak dan secara bertahap menjadi lebih jelas pada usia dewasa.

Sebuah penelitian terhadap orang dewasa Malaysia menemukan prevalensi intoleransi laktosa setinggi 91 persen.

 Baca Juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh Total? Simak Jawaban Langsung dari Pakarnya, Moms!

Bagaimana Ini Bisa Terjadi?

Melansir dari mypositiveparenting.org, yang diungkapkan olehb Dr. Amir Hamzah Abdul Latiff, Konsultan Dokter Anak & Konsultan Ahli Imunologi/Ahli Alergi Klinis (Dewasa & Pediatri), tubuh Si Kecil memecah laktosa dalam susu dengan enzim yang disebut laktase, yang membantu memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Jika tubuhnya tidak menghasilkan cukup laktase, itu akan menyebabkan intoleransi laktosa, karena tubuhnya tidak dapat dengan baik memecah laktosa dalam susu.

Baca Juga: Selalu Dianggap Cantik, Humble, dan Sabar, Sandra Dewi Ungkap Kesabarannya 'Disetir' Oleh Suami

Perhatikan bahwa gejala intoleransi laktosa juga akan bervariasi tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi Si Kecil, yaitu minum lebih banyak susu akan menghasilkan gejala yang lebih parah dan/ meningkatkan jumlah gejala yang dialami.

Seringkali, tanda dan gejala akan muncul di mana saja antara 30 menit hingga dua jam setelah minum susu (atau makan produk susu).

Tingkat keparahannya dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan sebagian besar tergantung pada jumlah yang dikonsumsi dan seberapa baik ia dapat mentolerir laktosa.

Baca Juga: Mantap Nikah Lagi Meski Belum Setahun Istrinya Meninggal, Ade Jigo Beberkan Alasannya Persunting Irene Maya

Apa pun yang terjadi, jika Si Kecil terutama bayi, merasa rewel atau tidak sehat, lakukan apa saja untuk menenangkan dan menghiburnya.

Dalam kasus Moms yang tidak toleran laktosa, aman bagi Moms untuk menyusui S Kecil karena tidak meningkatkan risiko menjadi tidak toleran laktosa.

Lanjutkan pemberian ASI eksklusif, kecuali jika tidak disarankan oleh dokter selama enam bulan pertama Si Kecil.

Baca Juga: Terungkap Cara Mudah Cegah Kanker Payudara Hingga Paru-Paru dengan Konsumsi Bumbu Dapur Ini

Sebab, penelitian telah menunjukkan bahwa ini mengurangi risiko alergi protein susu sapi dibandingkan dengan menyusui menggunakan susu formula bayi selama waktu itu.

Kasus intoleransi laktosa sementara juga dapat terjadi jika Si Kecil menderita infeksi virus atau jika ia menderita kondisi pencernaan apa pun yang menyebabkan peradangan di ususnya, misalnya penyakit celiac.

Moms Bisa Lakukan Cara-cara Ini Untuk Mengatasi Intoleransi Laktosa Si Kecil

Bagaimana Moms menangani intoleransi laktosa pada Si Kecil, akan sangat tergantung pada seberapa parah kondisinya.

Baca Juga: Keguguran Hamil Penyebabnya karena Berhubungan Seksual dengan Pasangan, Benarkah Hal Tersebut Terjadi?

Jika relatif ringan, ia mungkin dapat mentolerir sejumlah kecil produk susu.

Alih-alih memberinya segelas susu penuh, cobalah memberinya setengah cangkir atau kurang setiap kali.

Apabila intoleransi laktosa Si Kecil cukup parah sehingga ia tidak bisa minum susu sapi, ia masih bisa mendapatkan cukup kalsium dari produk susu bebas laktosa.

Baca Juga: Pamer Lakukan Kegiatannya Nyetrika Baju, Nama Nia Ramadhani Kembali Jadi Trending Topik di Twitter Setelah Viral Kupas Salak

Selain itu Moms bisa memberikan sayuran berdaun hijau gelap (misalnya bayam, brokoli, kangkung), kacang-kacangan, kacang-kacangan, ikan (misalnya sarden, salmon) dan produk makanan yang diperkaya kalsium.

Konsultasilah dengan dokter anak sebelum memilih untuk memberinya suplemen kalsium karena terlalu banyak dapat menyebabkan sembelit dan dapat mengganggu kemampuan tubuhnya untuk menyerap zat besi atau seng.

Atau, Moms mungkin ingin mencari pengganti susu lainnya; seperti kedelai, almond, beras, dan susu oat.

Baca Juga: Menjadi Salah Satu Korban Tsunami Anyer Satu Tahun Lalu, Ade 'Jigo' Bawa Kabar Gembira, Sudah Lepas Masa Duda?

Sebagai sumber kalsium dan protein yang baik, susu kedelai adalah pengganti susu yang populer.

Bersama dengan susu almond, yang merupakan sumber kalsium yang baik tetapi lebih rendah protein jika dibandingkan dengan susu sapi.

Sebelum memberikan susu pengganti kepada Si Kecil, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anak.