Bahaya Kabut Asap Terhadap Manusia Terutama Anak Penderita Asma

By Nur Marufah Saniati, Rabu, 18 Desember 2019 | 08:42 WIB
Bahaya Kabut Asap (Kompas.com/Idon Tanjung)

Nakita.id - Ketika hari-hari menjadi kabur dan udara penuh dengan polutan, kita semua bisa yakin bahwa tinggal di dalam rumah adalah sesuatu yang dinantikan.

Polusi udara adalah masalah bagi semua orang, bukan hanya orang dengan penyakit pernapasan.

Efek kesehatan umum dari kabut pada orang sehat biasanya ringan dan dapat diobati dengan mudah.

Paling-paling, mereka dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti iritasi mata, hidung atau ruam kulit.

Melansir dari mypositiveparenting.org, Dr Norzila Mohamed Zainudin, menjelaskan bahaya kabut asap terutama bagi anak yang menderita asma.

Baca Juga: Geram Dengan Ulah Pembakar Lahan Sebabkan Kabut Asap, Ustadz Abdul Somad Minta Pelaku Dihukum Berat

Faktanya, dua bayi usia 2 bulan sampai 10 bulan, telah meninggal karena infeksi Rotavirus di Perak awal Februari tahun ini.

Namun, kabut asap dapat memiliki efek parah pada anak-anak dengan asma karena:

- Mereka bermain di luar

- Mereka memiliki tingkat pernapasan yang lebih cepat

- Paru-paru mereka masih berkembang

- Paru-paru mereka lebih sensitif

Ketika Si Kecil bermain di luar ruangan, ia biasanya bernafas melalui mulutnya, dan udara yang mengenai paru-parunya lebih kering dan lebih tercemar.

Baca Juga: Dua Kali Sang Anak Masuk Bui Gara-gara Wanita, Ibunda Kriss Hatta Ungkap Jeritan Hatinya yang Merasa Malu dan Trauma

Kontras antara udara bersih di paru-paru dan udara yang dihirup yang tercemar atau udara yang dihirup kering dapat memicu serangan.

Si Kecil mungkin mengalami kegelisahan saat tidur, hidungnya mengembang, bernafas melalui bibir yang mengerut, kelelahan, sesak napas, muntah dan napas cepat.

Ada juga banyak peringatan untuk asma, termasuk mengi yang berat, sering berdarah, dan batuk tanpa pilek. Penting untuk memperhatikan semua tanda-tanda ini.

Studi menunjukkan ada korelasi yang konsisten antara kualitas udara dan keparahan gejala asma.

Selama hari-hari berkabut, telah terbukti bahwa peningkatan polutan udara mengurangi fungsi paru-paru dengan meradang selaput paru-paru.

Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Kita Bisa Cegah Kanker dan Jaga Kesehatan Mental dengan Minum Rendaman Air Nanas, Simak Moms!

Saluran udara bereaksi berlebihan terhadap pelatuk dan memicu sejumlah perubahan yang berhubungan dengan peradangan.

Ini menjelaskan peningkatan frekuensi flare-up dan infeksi saluran pernapasan dalam mengahadapi asap kabut berbulan-bulan.

Karena itu, sangat penting bagi guru dan pelatih untuk mewaspadai potensi risiko yang dihadapi anak-anak dengan asma selama asap kabut berlangsung.