Dianggap Tak Berbahaya, Siapa Sangka Selingkuh Ternyata Berisiko Percepat Kematian

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 19 Desember 2019 | 16:50 WIB
Berselingkuh dapat sebabkan kematian (Vgstockstudio)

Nakita.id - Perselingkuhan masih sering terjadi dalam rumah tangga kebanyakan orang.

Perselingkuhan merupakan faktor utama sebab terjadinya kehancuran rumah tangga antara Moms dan Dads.

Kehadiran orang ketiga seringkali merusak keharmonisan keluarga Moms dan Dads.

Baca Juga: Kisah Nelangsa Kakek 70 Tahun yang Gelontorkan Dana 1,4 M untuk Menikah dengan Mahasiswi, Hanya 9 Bulan Sang Istri Sudah Selingkuh dengan Pria Lain

Padalah menjaga kesetiaan pada pasangan memang memiliki banyak manfaat, secara psikologis hingga mengurangi risiko penyakit.

Tahukah, Moms dan Dads bahwa perselingkuhan dapat berisiko sebabkan kematian. Benarkah?

Baca Juga: Dinilai Makin Tak Tahu Malu Meskipun Skandal Perselingkuhannya dengan Dirut Garuda Terbongkar, Selir Ari Askhara Sesumbar Bilang Sudah Dilamar

Setia pada pasangan bukan hanya mencegah penyakit menular yang berhubungan dengan aktivitas seksual, melainkan juga penyakit tidak menular seperti serangan jantung.

Konselor seks Dr. Naek L Tobing mengatakan, berkencan dengan seseorang yang bukan pasangan bisa meningkatkan risiko kematian.

Sebuah penelitian di Jepang mencatat, angka kejadian kematian akibat serangan jantung pada orang yang berkencan dengan bukan pasangannya mencapai 80 persen.

"Dengan kata lain, 80 persen orang yang berkencan dengan bukan pasangannya mengalami risiko kematian yang tinggi. Meskipun risiko itu terjadi pada mereka yang sudah mengalami penyakit jantung," kata Naek.

Baca Juga: Mengaku Kenal Marshanda Sejak Kecil, Suami Karen Idol Tidak Terima Dituding Selingkuh dan Pilih Tuntut Sang Istri

Berkencan dengan bukan pasangan akan meningkatkan ketegangan. Itulah yang kemudian memacu jantung untuk bekerja lebih keras.

Padahal, kondisi tersebut berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit jantung.

Baca Juga: Kembali Menelan Pil Pahit Setelah Geger Ditinggalkan Selingkuhannya, Sule Bagikan Kabar Buruk Perihal Kesehatan Lina, Ada Apa?

"Ketegangan ini kemudian akan memicu serangan jantung. Jika penanganan terlambat maka nyawa tidak bisa diselamatkan," tandas dokter yang mendapat gelar dari University of Minnesota, Amerika Serikat, ini.

Menurut Naek, risiko kematian akibat penyakit jantung juga meningkat akibat konsumsi obat kuat (disfungsi ereksi) yang mengandung stimulan berlebihan.

Stimulan berfungsi meningkatkan produksi adrenalin yang memacu kerja jantung lebih berat.

Stimulan yang berlebihan didapat dari konsumsi obat kuat yang melebihi dosis.

Atau dapat pula dari konsumsi obat kuat yang memang sudah mengandung stimulan yang berlebihan.

Baca Juga: Bak Bom Waktu yang Akhirnya Meledak, Asih Kurniasih Ungkap Jeritan Hatinya Usai Diperlakukan Semena-mena oleh Selingkuhan Ari Askhara: “Cepat Atau Lambat, Semua Akan Melihat”

Obat dengan karakteristik ini biasanya merupakan obat kuat palsu yang dijual sembarangan.

Naek mengatakan, kendati efek stimulan sangat memengaruhi risiko serangan jantung.

Tetapi efek ini tidak terlalu terlihat pada seseorang yang bercinta dengan pasangannya.

Ini mungkin karena berhubungan seksual dengan pasangan dilandasi cinta yang menimbulkan rasa nyaman sehingga mengurangi ketegangan.