Mengatasi Si Kecil yang Sering Bertengkar dengan Saudara Kandungnya

By Nur Marufah Saniati, Kamis, 26 Desember 2019 | 14:00 WIB
ilustrasi Si Kecil yang suka bertengkar dengan saudara kandungnya (freepik.com)

Nakita.id - Memiliki saudara kandung tentu sangat menyenangkan.

Saudara kandung memainkan peran utama dalam tahun-tahun pertumbuhan kita, dan kita berbagi banyak kenangan dengannya.

Saudara kandung biasanya teman pertama kita, tetapi mereka juga bisa menjadi saingan pertama kita.

Faktanya, persaingan ini bisa dimulai sejak mereka lahir.

Anak sulung mungkin merasa terancam atau ditinggalkan ketika orangtua mereka mengalihkan fokusnya ke bayi baru lahir.

Prof Assoc Dr Alvin Ng Lai Oon, seorang Psikolog Klinis, menjelaskan cara mengatasi Si Kecil dan saudara kandungnya yang mungkin terlibat konflik satu sama lain.

Baca Juga: Si Kecil Sering Bertengkar dengan Kakak atau Adiknya? Jangan Ikut Campur Ini yang Harus Moms Lakukan!

Menyambut Pendatang Baru

Lebih baik Moms dan Dads mempersiapkan Si Kecil untuk kedatangan anggota baru, sehingga ia akan lebih menerima saudara barunya.

Beri tahu Si Kecil tentang bayi sebelumnya, dan bagikan kegembiraan Moms dengannya.

Libatkan Si Kecil, misalnya membawanya selama pemeriksaan kehamilan atau biarkan dia menggendong bayi.

Biarkan Si Kecil membantu Moms, misalnya minta dia untuk memberi Moms popok saat membersihkan bayi.

Jangan lupa untuk berbicara dan mendengarkannya, sehingga Si Kecil tahu bahwa Ia masih memiliki perhatian Moms.

Baca Juga: Bukan Hanya Mengatasi Flu, Aspirin Juga Dapat Mencegah Risiko Kanker Payudara Lo Moms!

Persaingan Positif

Rasa kompetisi ini wajar karena Si Kecil mencari perhatian dan pengakuan Moms serta Dads.

Persaingan atau pertengkaran di antara saudara kandung adalah umum karena perbedaan karakter dan kebutuhan yang berkembang, yang dapat dilihat dalam olahraga, permainan, studi mereka, dan kegiatan lainnya saat mereka bertambah tua.

Bergantung pada bagaimana Moms dan Dads mengasuh Si Kecil, persaingan saudara kandung bisa menjadi hal positif dan benar-benar saling membantu untuk mengembangkan keterampilan yang lebih baik.

Baca Juga: Muncul Banyak Simbol Pedang, Ahli Tarot Bongkar Makna Kabar Kedekatan Ayu Ting Ting dan Didi Riyadi

Persaingan yang sehat dapat membantu anak-anak untuk berkembang secara emosional dan meningkatkan keterampilan sosial, sementara yang sebaliknya dapat menyebabkan masalah rumah tangga, seperti agresi dan masalah kesehatan mental.

Untuk menumbuhkan persaingan saudara kandung yang positif, Moms dan Dads harus menekankan pada kompetensi pemecahan masalah dan penguasaan subjek kompetisi.

Berfokus hanya pada menang atau kalah dapat menciptakan kompetisi yang tidak sehat, dan memupuk perilaku mementingkan diri sendiri dan hak diri pada seorang anak.

Baca Juga: Hamil Anak Pertama, Ini Alasan Chacha Frederica Masih Rahasiakan Jenis Kelamin Calon Buah Hatinya

Konflik seperti memperjuangkan saluran TV harus diperlakukan sebagai masalah yang harus diselesaikan dan cara untuk belajar berkompromi.

Di sekolah, lebih fokus pada peningkatan pribadi mereka daripada peringkat kelas mereka.

Moms dan Dads harus menumbuhkan semangat kerjasama, saling mendukung, menjadi olahraga yang baik, dan bertindak adil pada Si Kecil juga saudaranya, bahkan ketika mereka bersaing satu sama lain.

Saat mempersiapkan ujian akhir atau hari olahraga, biarkan mereka mendorong satu sama lain untuk melakukan yang terbaik.

Ajari mereka etika kompetisi: rendah hati saat menang, terima kekalahan dengan lapang dada, dan berjuang lebih keras di waktu berikutnya.

Baca Juga: Sensasional karena Tampil Nyeleneh Sebagai 'Bidadari Kahyangan', Mimi Peri Berhenti Tampil Feminin untuk Berubah Jadi Laki-laki Biasa dan Jenaka

Menyelesaikan Konflik

Bentrokan kepentingan biasanya mengarah pada konflik.

Cara Moms dan Dads menangani konflik dapat memengaruhi hubungan antar Si Kecil.

Berikut ini beberapa kiat untuk menyelesaikan konflik di antara saudara kandung.

- Tetapkan aturan dasar dan sepakati konsekuensi dari melanggarnya.

Saat Moms menetapkan aturan yang mengatakan, "Jangan", ingatlah untuk juga menekankan "Lakukan".

- Jangan memihak.

Jika mereka bisa tenang, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri.

Jangan terlalu fokus mencari tahu siapa yang bersalah.

Baca Juga: Liburan ke Jepang Bareng Keluarga, Aurel Hermansyah Tak Ragu Tulis Ungkapan Rindu untuk Seseorang, Ngode Atta Halilintar?

- Perkuat perilaku yang baik.

Hadiahi mereka ketika mereka mengikuti aturan, bekerja sama, dan setuju untuk berbagi.

Ucapan "terima kasih" dan pelukan yang sederhana dapat membuat keduanya merasa senang dan tenang.

- Terapkan konsekuensi.

Menegur mereka dengan peringatan atau mengambil hak istimewa mereka jika mereka terus melanggar aturan apa pun.

Time-out dapat memberi mereka sedikit ruang dan waktu untuk saling menenangkan.

- Mengajarkan mereka untuk berkompromi.

Minta mereka untuk menemukan solusi ‘win-win’, di mana kedua belah pihak dapat dipenuhi.

Jika mereka tidak dapat mencapai kesepakatan, Moms dan Dads dapat memberikan solusi.

Baca Juga: Sempat Cekcok Selama 1 Minggu, Billy Syahputra Akhirnya Minta Maaf Kepada Nikita Mirzani

- Adil bukan berarti sama.

Anak-anak dari berbagai usia atau kondisi mungkin memiliki lebih banyak hak istimewa atau memerlukan lebih banyak perhatian.

Pastikan salah satunya memahami hal ini dan mengakui mereka atas pengertian dan kerja sama mereka.

Persaingan atau persaingan positif antara saudara kandung dapat mengajarkan anak-anak tentang pemahaman diri, empati, etika dan juga rasa hormat, yang menghasilkan individu berpengetahuan luas.

Baca Juga: Gerhana Matahari Bisa Dilihat di Jakarta Hari Ini, Lo! Catat Tempat-tempat yang Menyediakan Fasilitas Pengamatan Gerhana Gratis

Semua anggota keluarga memiliki peran dalam menciptakan suasana adaptif dan membangun lingkungan hubungan yang sehat.

Semua anak unik dengan caranya sendiri, lihat mereka untuk siapa mereka, bukan untuk nomor apa pun yang mereka dapatkan di kelas atau kontes.