5 Mitos Seputar Menstruasi yang Banyak Dipercaya Ini Fakta Atau Hoax?

By Amelia Puteri, Minggu, 10 Desember 2017 | 14:41 WIB
Ilustrasi perempuan sakit saat haid ()

Nakita.id - Banyak mitos mengenai perempuan beredar di masyarakat, salah satunya adalah pantangan saat haid.

Mitos-mitos seperti dilarang berenang saat haid, tidak boleh minum air es, dan sebagainya merupakan salah satu dari beberapanya.

Namun, apakah hal tersebut itu benar?

Baca juga: Duh, Diduga karena Sering Konsumsi Minuman ini, Anak Tike Priatnakusumah Kena Diabetes

Mitos #1: Saat sedang haid, tubuh tidak boleh terbentur, jatuh, dan terpukul benda keras karena bisa sebabkan muntah darah dan rahim bisa terluka.

Kabar di atas adalah hoax.

Muntah darah menunjukkan adanya perdarahan di saluran pencernaaan.

Sementara saluran reproduksi dan saluran cerna di tubuh manusia tidak berhubungan, sehingga tidak mungkin trauma pada saluran reproduksi bisa sebabkan muntah darah.

Mitos #2: Tidak dianjurkan berenang saat haid karena khawatir pembuluh darah yang terbuka dan terkena air tidak steril sebabkan infeksi.

Kabar di atas adalah hoax.

Centers for Disease Control and Preventation (CDC) menyatakan bahwa berenang tidak meningkatkan risiko vaginosis, sehingga hal tersebut belum terbukti.

Infeksi jamur diduga terkait dengan penggunaan klorin.

Meskipun demikian, belum cukup bukti untuk membantah ataupun menyetujui pernyataan ini.

Baca juga: Akhirnya Mimpi Terwujud. Ibu Mengalami Kelumpuhan Bisa Skydiving

Mitos #3: Jangan minum air soda, air kelapa, dan makan mentimun saat haid karena bisa sebabkan kanker.

Kabar di atas juga merupakan hoax.

Faktor penyebab munculnya kanker adalah multifaktorial yang merupakan kombinasi dari:

Genetik, hubungan seksual usia dini, pasangan seksual dalam jumlah banyak, merokok, pil kontrasepsi jangka panjang.

Juga rendahnya status sosial ekonomi, infeksi oleh jenis tertentu HPV yang berhubungan dengan kanker serviks, defisiensi mikronutrien, dan terapi imunosupresan.

Kesimpulanya, penyebab kanker adalah multifaktorial, bukan karena makanan saja atau karena virus saja.

Untuk saat ini, vaksin HPV sebagai pencegahan sudah tersedia.