Meskipun sahabat dekat, tak ada jaminan yang Moms omongkan dicerna, disimpan, kemudian ditutup rapat-rapat.
Kadang sahabat itu merasa “gatal”, sehingga isi curhatan itu mengalami kebocoran.
Kalau sudah bocor ke satu orang, efeknya tidak main-main.
Tahu sendiri kan dengan pernyataan sakti ini, “Cuman kamu yang tahu, jangan diobrolin dengan siapa-siapa!”
Akhirnya satu orang yang menerima bocoran curhat itu akan menyampaikannya kepada teman dekatnya, tentu dengan tambahan bumbu pernyataan sakti di atas.
Akhirnya curhatan itu pun menyebar ke semua orang.
Duuh, bisa dipastikan hati Moms akan ringsek blangsak karena menjadi bahan gosipan orang-orang.
Lebih apes lagi bila kita curhatan itu berkaitan dengan seseorang, persoalan pun menjadi semakin runyam.
Apalagi, kita juga kadang sulit menebak isi hati orang, sekalipun dia teman Moms sendiri.
Di depan seperti orang yang menyimak, mendengarkan dengan seksama, kadang membela kita dengan berlebihan.
Tapi apakah di belakang bersikap sama? Tak ada yang menjamin.
Begitu juga saat ia berada dalam tekanan teman-temannya, apakah ia mampu menyimpan rahasia yang tersimpan?