Gejalanya Mirip Difteri, Penyakit Ini Juga Sering Menyerang Si Kecil

By Kunthi Kristyani, Rabu, 13 Desember 2017 | 17:54 WIB
Gejala Penyakit Ini Mirip Difteri ()

Nakita.id – Moms, sejak Januari 2017 hingga sekarang ada ratusan kasus infeksi difteri di Indonesia dengan penderita terbanyak pada usia 5 hingga 9 tahun.

Hal ini pun membuat Moms dan Dads khawatir, salah satu gejala difteri yang paling gampang dilihat adalah tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu

Gejala difteri lainnya adalah radang tenggorokan hingga suara menjadi serak.

Namun tahukah Moms, ada penyakit lain yang gejalanya mirip dengan difteri?

Wah, jangan sampai salah ya.

BACA JUGA Begini Tip dari dr. Reisa Broto Asmoro Agar Anak Tak Mudah Sakit

Penyakit ini adalah tonsilitis atau radang amandel yang sering terjadi pada anak-anak.

Dokter spesialis anak, Marlyn Cecilia Malonda di RS OMNI Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, menjelaskan kepada Kompas.com melalui pesan teks pada Selasa (12/12/2017) perbedaan antara tonsilitis dan difteri. 

Dia berkata bahwa pasien tonsilitis tidak menunjukkan gejala sakit berat. Anak akan mengeluh sakit tenggorokan, sulit menelan, dan terkadang demam sekitar 39 derajat celsius.

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Hati-Hati, Penyakit ini Gejalanya Mirip Difteri, Ketahui Bedanya

"Munculnya cepat dan akut," kata Marlyn.

Selain itu, jika pada difteri selaputnya tebal dan menutupi pangkal tenggorokan sehingga mengakibatkan susah bernapas, maka bercak-bercak atau selaput putih (beslag) akibat tonsilitis hanya terjadi pada amandel saja.

"Jika terjadi tonsilitis yang berat atau parah, memang susah membedakannya dengan difteri. Karena bisa juga terdapat erosi yang dilapisi membran abu dan coklat (jika tonsilitis parah)," jelas Marlyn.

BACA JUGA Ternyata, Letak Jerawat di Wajah Mencerminkan Kondisi Kesehatan Moms

Tonsilitis memang lebih umum terjadi pada anak-anak dan ancamannya tidak separah difteri. Meski begitu, pengobatan radang amandel ini harus tetap dilakukan.

"Tentu saja untuk pengobatan tonsilitis folikularis ringan sampai berat kita (dokter) harus sembuhkan sampai tuntas dan selaput putihnya menghilang," jelasnya.

"Untuk membedakan difteri atau bukan, selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, harus ada pemeriksaan laboratorium seperti sampel swab tenggorokan dengan pewarnaan neisser pada pasien yang dicurigai difteri tonsil," imbuhnya.

Pada pasien tonsilitis ringan, perawatannya tidak seperti difteri yang harus dirawat di ruang isolasi. Namun, ada pengecualian jika tonsillitis yang dialami anak sudah parah.

"Bila tonsilitis berat, beslagnya (selaput putih) agak susah dibedakan dengan difteri. Untuk kasus seperti ini, maka pasien wajib diisolasi sampai terbukti bukan difteri," katanya.