Ruas Jari Siswa SMP di Malang yang Menerima Bullying Sudah Diamputasi, Begini Tanggapan dari KPAI Soal Rehabilitasi Korban dan Penanganan Pelaku

By Rachel Anastasia Agustina, Kamis, 6 Februari 2020 | 16:44 WIB
Ilustrasi siswa dibully. (Freepik)

"Kami ikut apa yang diusulkan oleh dokter. Karena jaringan di jarinya sudah mati," tambahnya.

Taufik juga mengatakan bahwa setelah operasi semua akan fokus pada psikis MS.

Sebab MS pasti akan mengalami syok saat menyadari bahwa ia sudah kehilangan jarinya.

Terkait kasus yang satu ini ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto angkat bicara.

Baca Juga: Gugup Saat Keceplosan Bilang Hamil Duluan, Ivan Gunawan Akhirnya Bongkar Soal Hubungannya dengan Ayu Tingting, 'Lo Sama Gue Aja Udah Setahun'

Susanto mengatakan bahwa kasus bullying seperti ini tidak boleh dilakukan atas dasar alasan apa pun.

"Bullying apapun alasannya tak boleh dilakukan karena bertentangan dg nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai agama dan nilai-nilai pendidikan," ujar Susanto kepada Nakita.id saat dihubungi via WhatsApp (WA), Kamis (6/2/2020).

Ketika ditanyakan soal pendapat mengapa seorang anak bisa melakukan bullying, Susanto pun memberi jawabannya.

"Biasanya ada akar masalahnya yg menjadi pemicu. Bisa jadi beda antara anak satu dengan lainnya," terangnya.