Ruas Jari Siswa SMP di Malang yang Menerima Bullying Sudah Diamputasi, Begini Tanggapan dari KPAI Soal Rehabilitasi Korban dan Penanganan Pelaku

By Rachel Anastasia Agustina, Kamis, 6 Februari 2020 | 16:44 WIB
Ilustrasi siswa dibully. (Freepik)

Nakita.id - Kasus perundungan atau bullying yang menimpa seorang siswa SMP di Malang hingga saat ini masih bergulir.

Seperti diketahui, awalnya kasus yang satu ini diketahui dari unggahan video salah satu pengguna sosial media sosial.

Melansir Kompas.com video ini diunggah oleh akun @black_valley di Twitter pada Sabtu (01/02/2020) lalu.

Video viral yang memperlihatkan bagaimana perlakuan teman-temannya kepada siswa lelaki itu pun mengundang banyak perhatian.

Baca Juga: Tak Saling Sapa Sampai Hengkang dari Program, Melaney Ricardo Akui Sakit Hati dengan Candaan Deddy Corbuzier

Seperti diberitakan oleh nakita.id sebelumnya pada video tersebut memperlihatkan siswa SMP yang sedang terbaring sambil menangis lantaran salah satu jarinya mengalami luka yang parah.

Update terbaru dari kasus ini adalah dua ruas jari dari siswa tersebut sudah diamputasi.

"Operasi tadi malam. Masuk pukul 18.00 WIB sampai 21.30 WIB," kata Taufik (47), paman MS, saat ditemui di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang, Rabu (5/2/2020) seperti dikutip oleh nakita.id dari Kompas.com.

Taufik juga mengatakan bahwa amputasi kedua ruas jari dari siswa SMP itu merupakan keputusan medis.

Baca Juga: Karier di Dunia Hiburan Tengah Moncer Padahal Anak Masih Kecil, Karina Salim: 'Repot sih Tapi...'

"Kami ikut apa yang diusulkan oleh dokter. Karena jaringan di jarinya sudah mati," tambahnya.

Taufik juga mengatakan bahwa setelah operasi semua akan fokus pada psikis MS.

Sebab MS pasti akan mengalami syok saat menyadari bahwa ia sudah kehilangan jarinya.

Terkait kasus yang satu ini ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto angkat bicara.

Baca Juga: Gugup Saat Keceplosan Bilang Hamil Duluan, Ivan Gunawan Akhirnya Bongkar Soal Hubungannya dengan Ayu Tingting, 'Lo Sama Gue Aja Udah Setahun'

Susanto mengatakan bahwa kasus bullying seperti ini tidak boleh dilakukan atas dasar alasan apa pun.

"Bullying apapun alasannya tak boleh dilakukan karena bertentangan dg nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai agama dan nilai-nilai pendidikan," ujar Susanto kepada Nakita.id saat dihubungi via WhatsApp (WA), Kamis (6/2/2020).

Ketika ditanyakan soal pendapat mengapa seorang anak bisa melakukan bullying, Susanto pun memberi jawabannya.

"Biasanya ada akar masalahnya yg menjadi pemicu. Bisa jadi beda antara anak satu dengan lainnya," terangnya.

"Faktor kelekatan dengan game kekerasan, tontonan kekerasan, intens bermain yg sarat kekerasan, berteman dengan teman sebaya yg terbiasa menyelesaikan masalah dengan kekerasan atau ada lingkungan sosial tertentu yg membuat ia melakukan hal yg sama," papar Susanto.

Terkait jari sang siswa yang sudah diamputasi, Susanto mengatakan bahwa rehabilitasi merupakan tanggung jawab wajib daerah.

"Terkait layanan rehab terhadap korban jadi kewenangan wajib daerah. Tugas KPAI adalah pengawasan." tegas Susanto.

Baca Juga: Ririn Ekawati Bicara Soal Kriteria Pria Idaman dan Kisah Harus Banting Tulang Demi Anak: 'Saya Mencari Uang, Bukan Mencari Muka!'

Namun Susanto mengatakan bahwa KPAI akan ikut berdiskusi dan memberikan masukan soal rehabilitasi sang anak.

"Tentu. KPAI akan memberikan masukan sekomprehensif mungkin. Baik untuk perbaikan sistem sekolah maupun rehab korban," jawab Susanto.

Berkaca dari kasus yang satu ini, Susanto berharap nantinya akan ada penyuluhan untuk pengajar atau pun murid soal bahaya bullying.

"KPAI sudah komunikasi dengan dinas pendidikan terkait hal ini. Untuk koordinasi tindak lanjut, ada rencana yang harus dilakukan sekolah.

"Diantaranya bangun sistem pencegahan dan penanganan, tumbuhkan budaya zero bullying melalui berbagai model pendekatan dan kegiatan, tingkatkan kapasitas guru utk memahami, mendeteksi, mencegah dan menangani jika ada bullying."

Baca Juga: Pilih Cara Beda dari yang Lain, Saat 2 Putranya Rebutan Mainan Tya Ariestya Malah Tak Menyuruh Si Sulung untuk Mengalah, Kenapa?

Hingga saat ini KPAI mengaku akan melakukan penanganan terhadap pelaku dari bullying tersebut.

Namun penanganan seperti apa yang akan diberikan oleh KPAI belum ada keterangan lebih lanjutnya.