[Reportase] Kenali Demam Untuk Bisa Mengatasinya dengan Bijak

By Fadhila Auliya Widiaputri, Kamis, 12 April 2018 | 16:04 WIB
Demam pada remaja dan dewasa (Reader's Digest)

Nakita.id – Demam bukanlah suatu penyakit melainkan sebuah proses mekanisme tubuh untuk melawan ‘benda-benda’ asing yang masuk ke dalam tubuh.

BACA JUGA: [Reportase] Sering Keliru, Inilah Dosis Obat Demam Tepat Untuk Anak

Dr. Awaluddin Idris dari Rumah Sakit Yarsi mengatakan bahwa beberapa ‘benda-benda’ asing ini dapat berasal dari beberapa faktor, yakni faktor infeksi dan faktor non-infeksi.

“Infeksi itu sendiri bisa karena virus, bakteri, ataupun parasit. Kalau dari virus seperti orang awam ketahui salah satunya yaitu demam berdarah, kalau dari bakteri salah satunya yaitu tifus, dan kalau dari parasit yang selama paling banyak dikenal dan biasanya ada di daerah timur itu malaria.

Adapun demam karena faktor non-infeksi juga banyak penyebabnya. Bisa karena faktor suhu eksternal atau keganasan tumor maupun kanker, Selain itu, bisa pula karena adanya gangguan dari sistem saraf pusat di otak, penyakit autoimun ataupun penyakit bawaan,” jelasnya saat ditemui dibilangan Jakarta Selatan, pada Rabu (4/4).

BACA JUGA: [Reportase] Beda Penyebab Demam, Gejala dan Rasa Sakitnya pun Berbeda

Untuk itu Dr. Awal mengatakan agar masyarakat tidak terlalu panik saat anak atau anggota lainnya tiba-tiba mengalami demam.

Sebab memang banyak faktor sehari-hari yang dapat memicu demam pada seseorang.

“Jangan takut jika demam baru berlangsung satu jam, dua jam, atau satu hari, dua hari karena memang banyak faktornya,” ucapnya.

Agar tidak panik, Awal pun mencoba menjelaskan secara sederhana bagaimana proses terjadinya demam pada tubuh seseorang.

BACA JUGA: dr Reisa Masih Pakaikan Bedong untuk Si Kecil, Begini Penjelasannya

Menurut penjelasannya, demam pada seseorang dapat terjadi karena di dalam otak manusia terdapat bagian yag bernama hipotalamus.

Hipotalamus merupakan salah satu bagian dalam struktur otak yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh manusia.

“Apabila ada virus, bakteri, atau ‘benda-benda’ asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh, dia (hipotalamus) akan menaikan suhu tubuh kita jadi lebih tinggi dari keadaan normal." Jelas Awal.

Naiknya suhu tubuh ini dimaksudkan untuk menyerang 'benda-benda' asing yang masuk dalam tubuh.

Masih menurut Awal, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur panas suhu dalam tubuh kita dan menyeimbangkan suhu tubuh agar bisa kembali ke suhu tubuh yang normal.

BACA JUGA: Mengenal Kanker Kolerektal, Pembunuh Nomor 3 yang Sering Diabaikan

Awal mengatakan suhu tubuh normal manusia pada umumnya berkisar antara 36,6–37,5 derajat celcius.

“Untuk dapat ngetahui suhu tubuh kita, kita bisa cek suhu tubuh di oral (mulut), anus, atau kemaluan laki-laki. Di setiap bagian-bagian itu bisanya perbedaan suhunya terjadi sekitar 0,5 C,” ujarnya.

BACA JUGA: Andika Kerispatih Menderita Diabetes Sebelum Meninggal, Tanda-tandanya Kerap Diabaikan

Nah jika demam pada remaja dan dewasa sudah melebihi 39 derajat celcius ke atas, Awal menganjurkan untuk segera waspada.

Telebih jika demam tak kunjung turun selama tiga hari berturut-turut serta muncul gejala penyertanya, seperti sakit kepala, mengigil, keringat dingin, tensi rendah.

“Itu harus ditakuti karena kemungkinan itu sudah menunjukan suatu hal yang serius,” tegas Dr. Awal.

“Jika sudah ada peningkatan suhu yang tinggi, dia bisa step (kejang), penurunan kesadaran, hingga penurunan tensi darah, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Namun jika demam masih berkisar diantara 37,5 – 38, 5 derajat celcius, Ia hanya menyarankan untuk melakukan tatalaksana penanganan demam saja tanpa perlu bantuan obat ataupun dokter.

Adapun tatalaksana penanganan yang dimaksud adalah berikut ini:

BACA JUGA: Meski Miliki 'Lubang' di Perut, Perempuan Ostomate Tetap Bisa Hamil

Pertama, saat demam Awal menyarankan seseorang untuk melakukan istirahat total atau bed rest.

Kedua, ia juga menyarankan seseorang untuk mengonsumsi air putih yang banyak.

BACA JUGA: Waspada Osteoarthritis, Penyuka Olahraga Lari Rentan Mengalami Ini

Sebab selama demam, seseorang akan mengeluarkan cairan yang dapat membuatnya dehidrasi.

Selain itu, mengonsumsi air putih yang banyak juga dapat melarutkan dan mengeluarkan ‘benda-benda’ asing dalam tubuh.

Ketiga, jangan menutupi badan menggunakan selimut atau pakaian yang hangat dan tebal.

Saat demam, Awal lebih menyarankan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan nyaman digunakan.

“Pengunaan selimut atau pakaian yang tebal dalam penelitian tidak dibenarkan, karena saat demam suhu tubuh kita sudah panas. Jika diberikan selimut atau pakaian tebal lagi maka suhu tubuh justru akan semakin panas,” jelasnya.

BACA JUGA: Beberapa Fakta Menarik Tentang Bayi Yang Lahir di Bulan April Menurut Riset

Keempat, basuh seluruh badan dengan air hangat sekitar 5-7 menit.

“Ingat ya seluruh badan bukan hanya dibagian kepala saja, sebab hal itu tidak akan efektif,” ujar Awal.

Selain itu penggunaan air dingin pun tidak dianjurkan karena justru dapat kontraproduktif.

Sebab air dingin akan menyebabkan pembuluh darah tepi di kulit mengecil dan memberikan sinyal pada pengaturan suhu di otak bahwa tubuh dingin sehingga tubuh justru akan meningkatkan suhu tubuhnya. Alias badan menjadi lebih panas.

Perlu digarisbawahi, jika tatalaksana penanganan demam ini hanya bisa dilakukan saat demam masih berkisar antara satu atau dua hari saja.

“Jika demam sudah tiga hari berturut-turut, ia lemas, nafsu makan menurun, dan ada gejala pengikut. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter,” himbau Awal.

BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O