Bisnis Kuliner Sedang Naik Daun, Agar Laku di Pasaran Perhatikan Hal Ini!

By Amelia Puteri, Kamis, 12 April 2018 | 20:26 WIB
HanifMakarim, S.Kom, M.Laws, Kepala Subdit Dana Masyarakat BEKRAF (Amelia Puteri)

Nakita.id - Beberapa stay-at-home Moms mulai berbisnis untuk menambah pemasukan rumah tangga.

Baik itu bisnis dengan lingkup besar atau yang cukup sederhana.

Salah satu bisnis yang sedang digandrungi banyak orang yakni bidang kuliner.

BACA JUGA: Dinding Dilapisi Ornamen Mirip Kulit Buaya, Begini Uniknya Rumah Ivan Gunawan

Data dari Kementerian Perindustrian RI tahun 2017, disebutkan industri kuliner adalah salah satu penyumbang PDB terbesar yaitu 34, 95% di sektor non-migas.

Sayangnya, bisnis kuliner oleh-oleh cukup sulit berkembang dan dikenal oleh masyarakat.

Ada beberapa kendala bisnis kuliner (khususnya oleh-oleh) di Indonesia masih sulit berkembang.

BACA JUGA: Makanan ini Bisa Dimakan Sepuasnya Tanpa Takut Gemuk, Enak dan Sehat!

Seperti kurangnya keunikan karakter oleh-oleh, desain kemasan yang kurang menarik, pemilihan bahan kemasan yang kurang tepat, dan keterbatasan sumber informasi tentang legalitas ijin usaha.

Dan kendala ini di satu sisi bisa mengurangi minat calon investor untuk melakukan bisnis dengan Moms.

Menurut Hanif Makarim, S.Kom, M.Laws, Kepala Subdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan di Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) inovasi ketika berbisnis kuliner itu penting dicari.

"Ada inovasinya tidak? Jadi bukan sekedar jualan, misalnya seperti di pinggir jalan atau kaki lima, inovasinya apa? Prospek bisnisnya seperti apa?" katanya saat diwawancarai tim Nakita.id pada acara Incubator Camp Blue Band Master Oleh-oleh di kawasan Jakarta Selatan, ditulis Kamis 12 April 2018.

BACA JUGA: Wah Rumah Pohon Shah Rukh Khan untuk Si Kecil Bikin Terpukau, Lihat Desainnya!

Hanif menyarankan jika produk yang dijual tak memiliki keunikan, bisa dengan aspek lain.

"Misal produknya biasa saja, tetapi mungkin bisa dengan cara penjualannya yang unik, atau pengemasan produknya cantik," jelasnya.

Tak hanya inovasi, penting juga sebuah usaha memiliki laporan keuangan yang jelas.

"Dompet rumah tangga dan dompet bisnis dicampur, karena seharusnya dipisah. Kalau untung, harus masuk ke dompet bisnis. Kalau rugi, jangan sampai ambil di dompet rumah tangga," jelasnya.

BACA JUGA: Berbahagialah, Si Kecil dengan Zodiak Ini adalah Orang yang Berbakat

Hanif juga mengingatkan untuk tak sekedar berjualan produk asal laku saja.

"Banyak industri rumahan yang prinsip penjualannya 'yang penting produk laku', dan tidak ada catatan mengenai produksi dan penjualan barang," tambahnya.

Selain itu, keberlangsungan produk ke depannya juga penting dijaga.

"Perlu pertahankan standar produknya. Konsistensi rasa (untuk produk kuliner) itu penting," pungkasnya.